7 Fakta Sakera, Pahlawan Terlupakan dari Pasuruan Jawa Timur
loading...
A
A
A
Sakera yang selalu membela rakyat kecil langsung menentang hal yang dilakukan oleh Carik Rembang. Dari situlah Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan.
Sakera membangkitkan semangat juang masyarakat untuk melawan penindasan kolonial. Pak Sakera selalu menggunakan sabit Monteng sebagai senjata untuk menumpas kediktatoran Belanda.
Sabit moteng sendiri merupakan peralatan pertanian dalam panen tebu. Kedengarannya sederhana namun nyatanya bisa membuat Belanda kewalahan
Ketika Sakera menjadi buronan Belanda, dia sempat dikeroyok ketika mengunjungi rumah ibunya. Setelah ibunya mendapat ancaman dari Belanda, Sakera akhirnya menyerah dan dimasukkan ke penjara Bangil.
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada Sakera setiap hari. Selama dipenjara Sakera selalu merindukan keluarganya di rumah.
Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan Sakera yang bernama Aziz untuk mencari kelemahan Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh pemerintah Belanda di Bangil.
Aziz kemudian menjebak Sakera, membuatnya dengan mudah ditangkap dan dihukum gantung oleh Belanda. Sakera yang gugur digantung di Penjara Bangil kemudian dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Semangat perjuangan yang dilakukan Sakera tidak pernah terdokumentasikan bagi masyarakat, dan belum masuk di dalam kategori Pahlawan Nasional Indonesia.
Hal itu karena terdapat sangat banyak pahlawan yang memperjuangkan daerahnya sendiri. Sehingga Nama dan Jasa-jasa Sakera, hanya bisa di dengar di daerahnya sendiri.
4. Sabit Moteng Senjata Andalan Sakera
Sakera membangkitkan semangat juang masyarakat untuk melawan penindasan kolonial. Pak Sakera selalu menggunakan sabit Monteng sebagai senjata untuk menumpas kediktatoran Belanda.
Sabit moteng sendiri merupakan peralatan pertanian dalam panen tebu. Kedengarannya sederhana namun nyatanya bisa membuat Belanda kewalahan
5. Pernah Masuk Penjara Bangil
Ketika Sakera menjadi buronan Belanda, dia sempat dikeroyok ketika mengunjungi rumah ibunya. Setelah ibunya mendapat ancaman dari Belanda, Sakera akhirnya menyerah dan dimasukkan ke penjara Bangil.
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada Sakera setiap hari. Selama dipenjara Sakera selalu merindukan keluarganya di rumah.
6. Meninggal Dikhianati Teman Sendiri
Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan Sakera yang bernama Aziz untuk mencari kelemahan Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh pemerintah Belanda di Bangil.
Aziz kemudian menjebak Sakera, membuatnya dengan mudah ditangkap dan dihukum gantung oleh Belanda. Sakera yang gugur digantung di Penjara Bangil kemudian dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
7. Pahlawan Terlupakan
Semangat perjuangan yang dilakukan Sakera tidak pernah terdokumentasikan bagi masyarakat, dan belum masuk di dalam kategori Pahlawan Nasional Indonesia.
Hal itu karena terdapat sangat banyak pahlawan yang memperjuangkan daerahnya sendiri. Sehingga Nama dan Jasa-jasa Sakera, hanya bisa di dengar di daerahnya sendiri.
(ams)