Kisah AS Hanandjoeddin, Teknisi Pesawat yang Mengguncang Pertahanan Belanda di Malang

Rabu, 25 September 2024 - 10:46 WIB
loading...
Kisah AS Hanandjoeddin,...
Pasukan Belanda konon pernah dibuat kewalahan oleh perjuangan arek-arek Malang yang diinisiasi oleh salah satu pasukan AURI bernama AS Hanandjoeddin. Foto/Reenactor Malang/Istimewa
A A A
MALANG - Pasukan Belanda konon pernah dibuat kewalahan oleh perjuangan arek-arek Malang . Kala itu perlawanan dilakukan di daerah pesisir Malang yang jauh dari kota, tepatnya di Belung, Poncokusumo, Kabupaten Malang, hingga membuat tentara Belanda kocar-kacir.

Pemerhati Sejarah Malang Raya, Eko Irawan menuturkan perlawanan pasukan gerilyawan di Belung, Poncokusumo ini diinisiasi oleh salah satu pasukan AURI bernama AS Hanandjoeddin. Ia merupakan prajurit dan mekanik pesawat tempur handal saat itu yang berasal dari Bangka Belitung.



"Ada teknisi pesawat namanya AS Hanandjoeddin, itu orang Bangka Belitung, Bangka Belitung. Jadi dia akhirnya karena pergerakan itu terbawa sampai ke Abdurrahman Saleh situ," ucap Eko Irawan ditemui, Rabu (25/9/2024).

Konon sosoknya kata Eko merupakan teknisi pesawat tempur yang mampu memperbaiki pesawat tempur warisan Jepang yang jatuh hingga pesawat bekas. Karena keahliannya itu pasukan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) ketika masa pasca kemerdekaan memiliki beberapa pesawat hasil rampasan Jepang.

"Orang yang bisa memperbaiki pesawat kapal bekas yang jatuh bisa diperbaiki dan bisa terbang lagi, memang keahlian teknis, pesawatnya Jepang itu yang dipakai," jelasnya.

Sampai suatu ketika Belanda terus bergerak mendesak pasukan gerilyawan gabungan itu membuat lapangan terbang Pakis, yang kini bernama Abdul Rachman Saleh, kembali direbut. Alhasil perlawanan darı darat harus dilakukan oleh pejuang-pejuang bersama arek-arek Malang.

"Tahun 1947 bulan Juli itu dia (Hanandjoeddin) harus mundur, ikut gabung ke pasukan darat, akhirnya menempati waktu itu sebelum Rumah Sakit Umum Sumber Santoso belum direbut (Belanda) bertempat di situ," papar dia.

Peperangan sempat terjadi di kawasan Poncokusumo dan sekitarnya. Di mana pasukan Belanda berasal darı Lumajang, Lawang, dan Batu, bergerak mengepung kawasan di sekitar Pegunungan Bromo Tengger Semeru. Tapi kecepatan dan daya juang arek-arek Malang membuat pasukan Belanda kewalahan.



"Buat pertahanan di sana di Belung, Poncokusumo, ada tragedi juga peperangan, hampir satu pasukan pejuang 15 orang lebih, yang gugur waktu itu tiga orang. Di situ termasuk yang sukses. Jadi Belanda malah berpikir pertahanan di sana kuat," tandasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2185 seconds (0.1#10.140)