Kisah Kegarangan Pasukan Ipar Pangeran Diponegoro Bikin Nyali Tentara Belanda Ciut

Jum'at, 23 Agustus 2024 - 09:25 WIB
loading...
Kisah Kegarangan Pasukan...
Pasukan saudara ipar Pangeran Diponegoro mengacak - acak kawasan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
Pasukan saudara ipar Pangeran Diponegoro yakni Raden Tumenggung Sosrodilogo, mengacak - acak kawasan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hal itu membuat pasukan nyali pasukan Belanda menciut.

Belanda dan beberapa pemerintah daerah pun dibuat kewalahan menghadapi pasukan gabungan dari rakyat, ulama, santri, hingga beberapa pejabat yang berpihak kepada perjuangan Pangeran Diponegoro.

Mereka menggalang kekuatan dan menyerang beberapa tangsi Belanda di kawasan Rembang, hingga selatan ke arah Madiun dan Ponorogo. Bahkan serangan dan kekuatan pasukan Sosrodilogo sempat membuat Bupati Muneng bersama rombongannya menyerah.



Rombongan Bupati Muneng terdiri sang bupati sendiri, istrinya, putranya, empat cucu perempuan, empat pengasuh anak, dan sebelas perempuan, yang semuanya telah mencukur rambut mereka sebagai tanda Perang Sabil, yang terjadi di masa Pangeran Diponegoro.

Dikutip dari buku “Antara Lawu dan Wilis: Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 – 38”, pasukan mereka diperlengkapi dengan dua senjata, yang mungkin senjata api-senapan, serta dan empat tombak.

Penyerahan diri ini mungkin berkaitan dengan berpindahnya pasukan Sosrodilogo. Pada 3 Februari, Sosrodilogo bergerak bersama 50 orang pasukan berkuda dan 30 infanteri ke Madiun. Dia melalui Kawu dan menuju ke Pelang, di Kabupaten Jogorogo.

Dia kemudian melarikan diri ke Desa Padangem dan mendapatkan dukungan dari demang desa tersebut. Pada titik itu, pengikut pasukan Sosrodilogo menjadi terus bertambah.



Sekalipun Bupati Muneng telah menyerahkan diri, Bupati Wedana Madiun tetap ketakutan mendengar peningkatan jumlah pemberontak ini. Dia kemudian meminta bantuan kembali pada Kapten De Munck, pejabat Belanda dari Ngawi.

Tampaknya, setelah itu dikirimkan pasukan dari Bojonegoro. Melalui korespondensi, kami memperoleh informasi mengenai jalan yang dilalui oleh pasukan bantuan ini. Pasukan tampaknya berangkat dari Bojonegoro, yang kala itu bernama Rajekwesi menuju ke Krompol Selatan.

Perjalanan mereka melalui Karangpoh dan Bagi, kemudian pasukan masuk ke ibu kota Madiun. Sosrodilogo kemudian berusaha untuk memengaruhi Bupati Magetan RT Sosrowinoto III, yang menjabat 1810-37.

Namun, usaha ini terbukti tidak menemui hasil yang diharapkan. Tampaknya, bahkan sebelum pemberontakan di Rembang, telah terdapat keresahan di daerah ini yang berpengaruh pada pandangan Sosrowinoto.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)