Inovasi Baru, Mahasiswa UMM Olah Limbah Kulit Jeruk di Malang Jadi Briket
loading...
A
A
A
Setelah melalui proses pembakaran limbah, kulit jeruk perlu l, melalui proses penghalusan menggunakan chopper, lalu disaring agar memudahkan proses pencampuran menjadi adonan sebelum disulap menjadi briket.
“Hasil pencampuran adonan yang kami buat itu dicetak dan dijemur di bawah sinar matahari selama 6 hingga 7 hari. Setelah melakukan proses yang cukup panjang, maka jadilah briket yang sempurna,” jelasnya.
Briket yang mereka buat punya banyak manfaat, misalnya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Tidak hanya itu, program ini juga bisa dimanfaatkan karang taruna setempat sebagai bentuk usaha penjualan briket di beberapa destinasi wisata sekitar desa.
“Kami juga telah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mendukung dan memfasilitasi karang karang taruna, serta masyarakat setempat untuk terus melanjutkan ide kreatif ini. Dengan begitu masyarakat mendapatkan keterampilan yang bagus dan dapat meningkatkan perekonomian desa,” jelasnya.
Tidak sampai disitu, Berlinda dan tim juga membuat sebuah buku pedoman untuk masyarakat setempat.
Buku tersebut menjadi harapan agar program yang sudah mereka rintis bisa terus berlanjut di kemudian hari dan tidak berhenti ketika program PKM-PM selesai.
“Hasil pencampuran adonan yang kami buat itu dicetak dan dijemur di bawah sinar matahari selama 6 hingga 7 hari. Setelah melakukan proses yang cukup panjang, maka jadilah briket yang sempurna,” jelasnya.
Briket yang mereka buat punya banyak manfaat, misalnya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Tidak hanya itu, program ini juga bisa dimanfaatkan karang taruna setempat sebagai bentuk usaha penjualan briket di beberapa destinasi wisata sekitar desa.
“Kami juga telah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mendukung dan memfasilitasi karang karang taruna, serta masyarakat setempat untuk terus melanjutkan ide kreatif ini. Dengan begitu masyarakat mendapatkan keterampilan yang bagus dan dapat meningkatkan perekonomian desa,” jelasnya.
Tidak sampai disitu, Berlinda dan tim juga membuat sebuah buku pedoman untuk masyarakat setempat.
Buku tersebut menjadi harapan agar program yang sudah mereka rintis bisa terus berlanjut di kemudian hari dan tidak berhenti ketika program PKM-PM selesai.
(shf)