Penambahan Konfirmasi COVID-19 di Sulsel Dipicu Kasus di Wajo
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel, kembali mengalami peningkatan yang signifikan dengan adanya penambahan 126 kasus yang dilaporkan, Jumat (21/8/2020) hari ini.
Fluktuasi kasus tersebut berpusat pada dua wilayah yang berkontribusi besar pada penambahan kasus hari ini. Diantaranya, Kota Makassar sebanyak 86 kasus, dan Kabupaten Wajo yang mengalami lonjakan kasus dengan penambahan 20 kasus.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin tak menampik, pertumbuhan kasus baru di Sulsel kali ini tidak hanya terjadi di Makassar. Penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel turut dipicu adanya lonjakan kasus di Kabupaten Wajo.
"Jadi hari ini kasus terkonfirmasi positif sebanyak 126. Dengan Makassar naik 86, dan Wajo bertambah 20 kasus. Jadi ini fluktuasi harian dikisaran angka 100-150 kasus," sebut Ridwan kepada SINDOnews, Jumat, (21/08/2020).
Khusus di Kabupaten Wajo, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini pun mengungkapkan, efek lonjakan kasus di Wajo dipicu karena adanya tenaga kesehatan (nakes) hingga tenaga medis yang ikut terinfeksi. Jumlahnya pun tidak sedikit.
"Ada juga klaster (penyebaran Covid-19 yang terjadi) di Wisma Herawati di Wajo, terinfeksi nakes, (diantaranya) 13 dokter dan 5 perawat," papar Ridwan. Diketahui, wisma tersebut menjadi salah satu tempat penanganan isolasi mandiri terpusat di Wajo.
Lonjakan kasus ini pun, sangat mempengaruhi angka Rt di Kabupaten Wajo yang merangsek naik menjadi 5,36. Padahal beberapa hari sebelumnya tercatat sempat berada di kisaran angka Rt 0,2-0,6.
"Untuk Makassar dengan Rt 1,06 dan Wajo dengan Rt 5, karena adanya klaster (penyebaran COVID-19 ) di Wajo," ungkap Ridwan yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Dikatakan, Kabupaten Wajo dengan angka Rt 5, potensi ledakan kasusnya masih sangat tinggi. Makanya, dia merekomendasikan tracing seluruh kontak erat kluster harus ditelusuri/dilacak segera. Agenda tracing, pun harus disusul dengan agressive testing agar penanganan pemulihan bisa dilakukan dengan cepat.
"Setelah ditest, lakukan isolasi dan treatment. Selain itu tetap meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Jangan Lengah. COVID-19 ini nyata, dan dapat mengambil nyawa siapa saja," tegas Ridwan.
Sementara dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel hingga per tanggal 21 Agustus 2020 mencatat akumulasi kasus Covid-19 di Sulsel sebanyak 11.376 kasus. Dimana 8.303 orang diantaranya dinyatakan sembuh, 347 orang meninggal, dan 2.726 lainnya masih dalam perawatan.
Fluktuasi kasus tersebut berpusat pada dua wilayah yang berkontribusi besar pada penambahan kasus hari ini. Diantaranya, Kota Makassar sebanyak 86 kasus, dan Kabupaten Wajo yang mengalami lonjakan kasus dengan penambahan 20 kasus.
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin tak menampik, pertumbuhan kasus baru di Sulsel kali ini tidak hanya terjadi di Makassar. Penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel turut dipicu adanya lonjakan kasus di Kabupaten Wajo.
"Jadi hari ini kasus terkonfirmasi positif sebanyak 126. Dengan Makassar naik 86, dan Wajo bertambah 20 kasus. Jadi ini fluktuasi harian dikisaran angka 100-150 kasus," sebut Ridwan kepada SINDOnews, Jumat, (21/08/2020).
Khusus di Kabupaten Wajo, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini pun mengungkapkan, efek lonjakan kasus di Wajo dipicu karena adanya tenaga kesehatan (nakes) hingga tenaga medis yang ikut terinfeksi. Jumlahnya pun tidak sedikit.
"Ada juga klaster (penyebaran Covid-19 yang terjadi) di Wisma Herawati di Wajo, terinfeksi nakes, (diantaranya) 13 dokter dan 5 perawat," papar Ridwan. Diketahui, wisma tersebut menjadi salah satu tempat penanganan isolasi mandiri terpusat di Wajo.
Lonjakan kasus ini pun, sangat mempengaruhi angka Rt di Kabupaten Wajo yang merangsek naik menjadi 5,36. Padahal beberapa hari sebelumnya tercatat sempat berada di kisaran angka Rt 0,2-0,6.
"Untuk Makassar dengan Rt 1,06 dan Wajo dengan Rt 5, karena adanya klaster (penyebaran COVID-19 ) di Wajo," ungkap Ridwan yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Dikatakan, Kabupaten Wajo dengan angka Rt 5, potensi ledakan kasusnya masih sangat tinggi. Makanya, dia merekomendasikan tracing seluruh kontak erat kluster harus ditelusuri/dilacak segera. Agenda tracing, pun harus disusul dengan agressive testing agar penanganan pemulihan bisa dilakukan dengan cepat.
"Setelah ditest, lakukan isolasi dan treatment. Selain itu tetap meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Jangan Lengah. COVID-19 ini nyata, dan dapat mengambil nyawa siapa saja," tegas Ridwan.
Sementara dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel hingga per tanggal 21 Agustus 2020 mencatat akumulasi kasus Covid-19 di Sulsel sebanyak 11.376 kasus. Dimana 8.303 orang diantaranya dinyatakan sembuh, 347 orang meninggal, dan 2.726 lainnya masih dalam perawatan.
(agn)