Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, dari Masa Kejayaan hingga Keruntuhan

Sabtu, 22 Juni 2024 - 18:37 WIB
loading...
A A A
Di bawah kepemimpinan Raja Rakai Pikatan (840-856 M) dari Dinasti Sanjaya, Mataram Kuno memasuki era baru. Pernikahannya dengan Pramodawardhani dari Dinasti Syailendra, yang beragama Buddha, menandai persatuan dua dinasti besar dan membawa stabilitas politik.

Kerajaan Mataram Kuno punya banyak peninggalan yang berupa candi-candi megah, termasuk Candi Borobudur di Magelang, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Sewu di Yogyakarta, serta beberapa candi lainnya. Setelah dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok yang kemudian bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa (929-947), Kerajaan Mataram Kuno menempati pusat pemerintahan di daerah yang disebut Tamwlang.

Kerajaan Mataram Kuno juga terkenal dengan toleransi beragama yang kuat antara umat Hindu dengan Buddha, seperti terlihat dalam pembangunan Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Prambanan, dan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari peran para pemimpinnya yang mengajarkan toleransi.

Raja-Raja Mataram Kuno

Periode Jawa Tengah


- Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
- Rakai Panangkaran (760-780 M)
- Rakai Panunggalan alias Dharanindra (780-800 M) - Rakai Warak alias Samaragrawira (800-820 M)
- Rakai Garung alias Samaratungga (820-840 M)
- Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardhani (840-856 M)
- Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M) - Rakai Watumalang (882-899 M)
- Rakai Watukura Dyah Balitung (898-915 M) Mpu Daksa (915-919 M)
- Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924 M)
- Rakai Sumba Dyah Wawa (924 M)

Periode Jawa Timur


- Rakai Hino Sri Isana alias Mpu Sindok (929-947 M) - Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanatunggawijaya (sejak 947 M)
- Makuta Wangsa Wardhana (hingga 985 M)
- Dharmawangsa Teguh (985-1007 M)

Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno


Setelah Rakai Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kekosongan kekuasaan karena ia tidak memiliki pewaris tahta. Akibatnya, jabatan raja diberikan kepada Mpu Sindok, penasihatnya.

Saat Mpu Sindok berkuasa, kondisi Kerajaan Mataram Kuno telah dibagi menjadi dua, yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya.

Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan. Sedangkan Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara.

Kendati sempat terpecah, kerajaan ini kembali bersatu setelah perkawinan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodhawardhani dari Wangsa Syailendra.

Akan tetapi, pada 929 M, ibu kota Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur. Setelah pindah ke Jawa Timur, kerajaan ini disebut sebagai Kerajaan Medang dengan lokasi berada di sekitar Jombang, Jawa Timur.

Dengan bergantinya nama kerajaan ini, maka Kerajaan Mataram Kuno dinyatakan telah tidak ada. Selain itu, disebutkan pula penyebab lain runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno adalah karena terjadi letusan gunung berapi yang menyebabkan istana mengalami kerusakan hebat.
(shf)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2640 seconds (0.1#10.140)
pixels