Banjir 3 Pekan di Wajo Sulsel Rendam Belasan Ribu Rumah, Warga Keluhkan Krisis Air Bersih
loading...
A
A
A
WAJO - Banjir yang melanda 28 desa dan kelurahan di lima kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, telah berlangsung selama tiga minggu. Banjir yang diakibatkan oleh luapan Sungai Walenæ dan Danau Tempe ini merendam belasan ribu rumah dengan ketinggian air mencapai 30 cm hingga 230 cm.
Kondisi banjir terparah terjadi di wilayah pesisir Danau Tempe dan Sungai Walenæ, di mana ketinggian air mencapai lebih dari dua meter. Intensitas hujan tinggi menyebabkan debit air di Danau Tempe dan Sungai Walenæ terus bertambah, sehingga meluap ke pemukiman warga.
Genangan air yang telah terjadi sejak tanggal 2 Mei 2024 ini membuat warga korban banjir mengalami krisis air bersih. Air sungai yang biasa mereka manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari menjadi keruh akibat banjir. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan air minum dan memasak.
Selain itu, akses ke pemukiman masih terendam banjir, sehingga warga harus menggunakan perahu untuk keluar masuk rumah. Kondisi ini semakin menyulitkan mereka untuk mendapatkan air galon dan kebutuhan pokok lainnya.
Salah satu korban banjir, Ani, mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan air bersih. "Banjir dua meter lebih masih rendam pemukiman kami. Kami butuh air bersih. Bantuan air bersih maupun sembako dari pemerintah maupun dari dermawan menipis," ujarnya.
Menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo, saat ini 12.086 unit rumah terdampak banjir. 28 desa/kelurahan di lima kecamatan masih terendam banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 230 cm.
Kondisi banjir terparah terjadi di wilayah pesisir Danau Tempe dan Sungai Walenæ, di mana ketinggian air mencapai lebih dari dua meter. Intensitas hujan tinggi menyebabkan debit air di Danau Tempe dan Sungai Walenæ terus bertambah, sehingga meluap ke pemukiman warga.
Genangan air yang telah terjadi sejak tanggal 2 Mei 2024 ini membuat warga korban banjir mengalami krisis air bersih. Air sungai yang biasa mereka manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari menjadi keruh akibat banjir. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan air minum dan memasak.
Selain itu, akses ke pemukiman masih terendam banjir, sehingga warga harus menggunakan perahu untuk keluar masuk rumah. Kondisi ini semakin menyulitkan mereka untuk mendapatkan air galon dan kebutuhan pokok lainnya.
Salah satu korban banjir, Ani, mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan air bersih. "Banjir dua meter lebih masih rendam pemukiman kami. Kami butuh air bersih. Bantuan air bersih maupun sembako dari pemerintah maupun dari dermawan menipis," ujarnya.
Menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo, saat ini 12.086 unit rumah terdampak banjir. 28 desa/kelurahan di lima kecamatan masih terendam banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 230 cm.
(hri)