Kisah Pilu Julia Tertimpa Reruntuhan Bangunan Akibat Lahar Dingin Gunung Marapi, Ibu dan Paman Meninggal

Rabu, 15 Mei 2024 - 11:39 WIB
loading...
Kisah Pilu Julia Tertimpa...
Kerusakan akibat banjir bandang lahar dingin di Jorong Galuang, Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat. Sejumlah warga menjadi korban dan harus kehilangan keluarganya. Foto/MPI/Rus Akbar
A A A
AGAM - Julia (19) salah satu korban selamat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di Jorong Galuang, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berdiri terpaku di tonggak bangunan.

Dia terpaku sedih melihat jenazah pamannya Amri Koto (70) yang baru selesai di autopsi dari rumah sakit Achmad Mochtar dimasukkan dalam lokal sebuah sekolah dasar tempat posko banjir lahar dingin.



Amrizal Koto salah satu korban banjir lahar dingin yang ditemukan di sekitar Masjid Jami’ Galuang, pada Selasa (14/5/2024).

Julia hanya mengangguk-angguk saat beberapa anggota TNI AL menanyakan, apakah dia mau ikut menyembahyangkan jenazah pamannya yang sudah dibungkus kain kafan.



Kenangan bencana banjir lahar dingin masih yang menimpa keluarnya, masih ingat jelas di memorinya.

Peristiwa yang merenggut nyawa ibunya Suryani (52). Julia menuturkan malam kejadian Sabtu (11/5) sekira pukul 22.00 WIB, hujan lebat disertai petir saat itu dia hendak mau tidur.



“Saat petir itu mati lampu, disitulah air itu datang, awalnya terdengar suara gemuruh tiba, saya kira itu guruh tapi setelah lampu mati di situlah air bah datang,” tuturnya, Selasa (14/5/2026).

Kemudian dalam waktu detik keadaan gelap, Julia langsung tertimpa sebuah batu bata dengan posisi terlentang. Batu bata yang menimpanya itu dari dinding kamarnya.

“Saya dan kakak tidur di kamar depan, sedangkan mama sama papa tidur di kamar bagian belakang,” tuturnya.

Saat batu menimpa tubuhnya, air sudah masuk merendam tubuhnya. Julia mencoba mengangkat benda yang menimpanya namun tidak kuat.

“Saya berusaha membebaskan dari himpitan batu itu, dalam posisi terlentang mau berusaha mengangkat benda itu, tapi tidak kuat, rasanya ingin menyerah tapi mikirin keluarga tapi harus bisa,” ujarnya.

Tiba-tiba air makin besar, benda yang menimpanya bersama Julia ikut terseret beberapa meter. Tiba-tiba benda yang menghimpitnya itu bergeser dan langsung melepaskan diri.

“Karena air deras batu bata yang menimpa saya itu hanyut terbawa arus, saya pun langsung lepas dari himpitan, tidak tahu saya berapa ukurannya karena kondisi gelap,” tuturnya.

Setelah lepas dari batu, itu Julia langsung berdiri dan tak jauh dari sana dia langsung melihat kakaknya dan memeluknya.

“Saya baru sadar, ternyata saya sudah hanyut sampai ke rumah tetangga, disitu ada kakak dan langsung memeluk saya, saya menangis,” katanya.

Meski dia terhimpit namun tubuhnya tidak mengalami luka-luka, hanya sakit karena terhimpit.

“Papa juga mengalami luka-luka, kakak saya juga luka, yang hilang itu mama. Dia baru ditemukan pada Minggu (12/5/2024), beliau dimakamkan dekat sini,” tuturnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3625 seconds (0.1#10.24)