Kisah Eyang Djugo, Guru Spritual Pangeran Diponegoro Tabib Sakti Pengendali Wabah Kolera

Jum'at, 29 Maret 2024 - 07:35 WIB
loading...
A A A


“Hayo, siapa yang sakit boleh datang kemari, yang tidak bisa jalan boleh suruhan orang saja membawa air di botol atau bumbung. Nanti kuberi obat supaya waras kembali,” seloroh Mbah Djugo seperti dituturkan Im Yang Tju.

Terutama bagi kaum kromo ataurakyat jelata. Wabah kolera menimbulkan ketakutan sekaligus kesengsaraan. Kematian terjadi di mana-mana. Sejarawan Susan Blackburn menyebut epidemi kolera pecah di Hindia Belanda mulai tahun 1820.

Pemicu kolera adalah hubungan dagang antara Jawa dengan India melalui selat Malaka. Serangan pertama muncul di sepanjang pesisir pantai utara Jawa. Dari Batavia, penyakit kolera menyebar ke Semarang hingga Surabaya.

Orang Jawa menyebutpagebluk. Pagi mengeluh demam disertai muntah dan berak, sore sudah meninggal dunia. Begitu juga sore sakit, paginya meregang nyawa. Tercatat pada tahun 1910 sebanyak 60 ribu penduduk Jawa dan Madura tewas akibat kolera.

Di Desa Djugo, Kabupaten Blitar. Begitu mendengar Mbah Djugo mengatakan cukup membawa air, warga sontak berduyun-duyun mencari tempat air. “Ada yang pakai cangkir, ada yang pakai kelowoh, ada yang pakai bumbung,” tulis Im Yang Tju.



Air di dalam wadah yang beragam tersebut, diletakkan di depan Mbah Djugo. Laki-laki tua itu hanya diam. Semua wadah air itu hanya dipandangnya. Sejurus kemudian. Warga dimintanya membawa air itu pulang. Air diminumkan kepada si sakit.

Juga dioleskan pada tubuh yang dianggap sakit. Ajaib. Dalam waktu singkat semua berangsur-angsur sembuh, sehat seperti sedia kala. Kabar munculnyaMbah Djugo dengan cepat menyebar ke desa-desa lain.

Ke arah Timur bergetok tular sampai wilayah Sumberpucung, dan Kepanjen (Wilayah Kabupaten Malang). Ke barat menyebar sampai wilayah Wlingi, hingga Kota Blitar. Nama Mbah Djugo Menjadi buah bibir. Diucapkan di mana-mana dengan penuh hormat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2002 seconds (0.1#10.140)