Mulai Malam Ini, 22 Kabupaten di NTT Bakal Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan
loading...
A
A
A
KUPANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem mengintai seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama sepekan ke depan, Jumat (8/3/2024) hingga Kamis (14/3/2024).
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, mengingatkan pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat di 22 kabupaten agar dapat mengantisipasi dampak buruk yang bisa terjadi.
”Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” ungkap Nenot'ek dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024).
Cuaca ekstrem ini, jelasnya, dipicu oleh sirkulasi siklonik (pusaran angin masuk) di Barat Daya Australia, yang kemudian membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.
Faktor lain, adanya dinamika atmosfer yang didukung dengan aktifnyaMadden Julian Oscillation(MJO),gelombangEquatorial Rossby, hangatnya suhu permukaan laut dan kelembaban cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Kondisi ini berdampak pada tersedia cukup signifikannya pasokan uap air di wilayah NTT, sehingga mendukung terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan yang cukup intensif.
”Sehingga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat, bahkan hujan ekstrem yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat,” terangnya.
Adapun dampak yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem ini adalah terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang dan petir.
”Khusus untuk daerah ber topografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat hujan dengan durasi panjang,” imbaunya.
Selain itu, masyarakat juga diimbaunya untuk selalu memantau perkembangan dan peringatan dini 3 harian dan peringatan dini nowcasting yang disampaikan BMKG melalui media sosial.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, mengingatkan pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat di 22 kabupaten agar dapat mengantisipasi dampak buruk yang bisa terjadi.
”Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” ungkap Nenot'ek dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024).
Cuaca ekstrem ini, jelasnya, dipicu oleh sirkulasi siklonik (pusaran angin masuk) di Barat Daya Australia, yang kemudian membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.
Faktor lain, adanya dinamika atmosfer yang didukung dengan aktifnyaMadden Julian Oscillation(MJO),gelombangEquatorial Rossby, hangatnya suhu permukaan laut dan kelembaban cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Kondisi ini berdampak pada tersedia cukup signifikannya pasokan uap air di wilayah NTT, sehingga mendukung terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan yang cukup intensif.
”Sehingga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat, bahkan hujan ekstrem yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat,” terangnya.
Adapun dampak yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem ini adalah terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang dan petir.
”Khusus untuk daerah ber topografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat hujan dengan durasi panjang,” imbaunya.
Selain itu, masyarakat juga diimbaunya untuk selalu memantau perkembangan dan peringatan dini 3 harian dan peringatan dini nowcasting yang disampaikan BMKG melalui media sosial.
(ams)