4 Kali Jual Bocah SMP Layani WNA, Ibu Kandung di Depok Raup Rp6 Juta
loading...

Ibu kandung berinisial D (41) menjual anaknya di bawah umur yang masih duduk di bangku SMP ke WNA berinisial T di Kota Depok. Dari hasil menjual anaknya, dia meraup Rp6 juta. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A
A
A
DEPOK - Sungguh tega, ibu kandung berinisial D (41) menjual anaknya di bawah umur yang masih duduk di bangku SMP ke WNA berinisial T di Kota Depok. Dari hasil menjual anaknya, dia meraup Rp6 juta.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Depok Iptu Nurhayati mengatakan, sang ibu D meminta anaknya yang berusia 14 tahun melayani syahwat pria WNA di sebuah hotel kawasan Harjamukti, Cimanggis, Depok.
Pelaku D telah bertransaksi dengan T sekitar 4 kali dan mendapat uang jutaan. "Dalam eksploitasi tersebut pelaku D mendapat uang Rp6 juta. Kurang lebih transaksi 4 kali," ujar Nur, Minggu (12/11/2023).
Awalnya T meminta bantuan untuk dicarikan asisten rumah tangga (ART) dan posisi D dalam keadaan terlilit utang pinjaman online (pinjol).
"Tahun 2021 D sudah mengenal T yang sering minta bantuan dicarikan ART. Pada 2022 D butuh uang karena banyak utang (online) akhirnya D menawarkan korban kepada T. Selanjutnya, D menjemput korban di SMP daerah Cianjur," kata Nur.
"Kurang lebih (terlilit pinjol) Rp100 juta," tambahnya. Pelaku terancam pasal berlapis dan kurungan penjara 15 tahun.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Depok Iptu Nurhayati mengatakan, sang ibu D meminta anaknya yang berusia 14 tahun melayani syahwat pria WNA di sebuah hotel kawasan Harjamukti, Cimanggis, Depok.
Baca Juga
Pelaku D telah bertransaksi dengan T sekitar 4 kali dan mendapat uang jutaan. "Dalam eksploitasi tersebut pelaku D mendapat uang Rp6 juta. Kurang lebih transaksi 4 kali," ujar Nur, Minggu (12/11/2023).
Awalnya T meminta bantuan untuk dicarikan asisten rumah tangga (ART) dan posisi D dalam keadaan terlilit utang pinjaman online (pinjol).
"Tahun 2021 D sudah mengenal T yang sering minta bantuan dicarikan ART. Pada 2022 D butuh uang karena banyak utang (online) akhirnya D menawarkan korban kepada T. Selanjutnya, D menjemput korban di SMP daerah Cianjur," kata Nur.
"Kurang lebih (terlilit pinjol) Rp100 juta," tambahnya. Pelaku terancam pasal berlapis dan kurungan penjara 15 tahun.
(jon)