Misteri Dua Makam Keturunan Mpu Sindok di Keraton Gunung Kawi

Selasa, 24 Oktober 2023 - 10:02 WIB
loading...
Misteri Dua Makam Keturunan Mpu Sindok di Keraton Gunung Kawi
Dua makam di kompleks Keraton Gunung Kawi yang dipercaya keturunan Mpu Sindok. Foto/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Dua makam kuno yang ada di Keraton Gunung Kawi, hingga kini masih menjadi misteri. Masyarakat setempat mengkaitkan makam kuno tersebut, merupakan makam dari keturunan Mpu Sindok era Kerajaan Mataram kuno.



Di kedua makam tersebut, bertuliskan nama Toenggol Manik Djaja Ningrat yang berangka tahun 1115, dan Toenggol Wati. Kedua makam ini berada di kompleks Keraton Gunung Kawi, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.



Sejarawan Malang, Suwardono meluruskan narasi sejarah yang berkembang di Keraton Gunung Kawi Malang. Menurutnya, melihat batu nisan makamnya itu merupakan bentuk makam islam. Apalagi secara lokasi, makam itu menghadap utara selatan, seperti halnya pemakaman Islam lainnya.



"Secara arkeologi itu makam baru, namanya keraton itu baru. Kalau makamnya memang lama (dibandingkan keratonnya), itu makam-makam orang Islam. Kalau makam kemudian dikulturkan, cara-cara penguburan dengan ada nisannya, ada arah hadapnya utara selatan itu jelas zaman Islam," kata Suwardono, Selasa (24/10/2023)

Secara jarak waktu, disebut Suwardono ini juga tak relevan. Pasalnya melihat konstruksi makam itu merupakan bangunan makam-makam era Islam atau sekitar abad 18 ke atas.

"Kebetulan saja orang-orang itu, itu dipas-paskan. Jadi sebetulnya tidak ada hubungannya, tapi sama masyarakat itu informasinya dari mulut ke mulut, cerita-cerita faktanya tidak menunjukkan itu, antara zaman Islam sama Kediri saja beda jauh, zaman Kadiri saja dengan zaman Mpu Sindok juga beda jauh," terangnya.

Misteri Dua Makam Keturunan Mpu Sindok di Keraton Gunung Kawi


Bila berpedoman pada bentuk makam yang menyerupai makam Islam, ia yakin bahwa makam itu ada sekitar tahun 1800-an, atau ketika masa Pangeran Diponegoro. Di mana saat itu memang banyak orang-orang dari barat melalui wilayah Kadiri ke timur. Maka ia ragu bila makan itu memiliki hubungan dengan Mpu Sindok.

"Itu makamnya makam islam, nisannya juga, orang-orangnya di masa islam. Kalau memang seperti itu biasanya orang-orang yang sezaman hidupnya, dengan Eyang Jugo tahun 1800-an. Saat itu sudah banyak orang-orang barat yang melalui Kediri ke Timur, ketika masa-masa Perang Diponegoro itu. Sehingga di Malang itu banyak namanya punden sentono itu banyak," paparnya.

Ia mengaku, berdasarkan peninggalan dan artefak sejarah arkeologis, juga dipastikan tidak ada peninggalan Mpu Sindok dan prasasti-prasastinya di kawasan sekitar Gunung Kawi. Apalagi saat itu di masa Kerajaan Mataram, semasa Mpu Sindok berkuasa tak diperoleh bukti peninggalan sejarah yang menguatkan di sekitar Gunung Kawi.



"Makanya pas saya ditanya keterkaitan dengan Mpu Sindok di Gunung Kawi kaget. Saya meneliti secara khusus peninggalan-peninggalan Mpu Sindok dan prasasti-prasastinya, sampai detail tidak ada (di sekitar Gunung Kawi)," kata Suwardono.

Penemuan peninggalan sejarah mengenai Mpu Sindok, hanya terjadi ketika Mpu Sindok masih menjadi patih dari raja bernama Mpu Daksa, saat masih beribukota di Jawa Tengah. Salah satu yang disebut Suwardono, adalah peninggalan Candi Songgoriti yang berada di sisi barat lereng utara Gunung Kawi.

"Kalau Candi Songgoriti itu memang iya. Tapi itu pada masa berbeda, itu saat Mpu Sindok masih menjadi patihnya Mpu Daksa. Terus ada lagi Prasasti Sengguran di lereng Gunung Kawi, Sindok itu masih menjadi patihnya Daksa," bebernya.

Misteri Dua Makam Keturunan Mpu Sindok di Keraton Gunung Kawi


"Tapi ketika dia jadi raja, dan kemudian mengalihkan pusat pemerintahannya ke Jawa bagian timur ini, kayaknya tidak ada atau mungkin belum ditemukan prasastinya," imbuhnya.

Jika ada kaitannya penemuan lempengan-lempengan tembaga yang diduga prasasti di kawasan Gunung Kawi, maka perlu diteliti kembali kebenarannya. Sebab bisa saja prasasti itu letaknya bukan di situ, apalagi lempengan tembaga cukup mudah dipindah ke mana-mana.



Lempengan itu ditemukan seseorang di perkebunan kopi, atau lainya di sekitar Gunung Kawi, namun tidak ada kaitannya dengan Gunung Kawi. "Sehingga kalaupun ditemukan Prasasti Sindok di Gunung Kawi umpamanya bisa saja dibawa orang, dialihkan, disimpan, disembunyikan, akhirnya ditemukan ditemukannya di Gunung Kawi, seperti Prasasti Ukir Negara, yang dari Gunung Kawi itu tidak di sana tempat aslinya sebenarnya," jelasnya.

Sebelumnya, pemandu wisata Keraton Gunung Kawi bernama Jono menuturkan, dua makam itu merupakan seorang tokoh asal Kerajaan Kediri yang masih keturunan Mpu Sindok. Keduanya konon meninggal dan dimakamkan di daerah Gunung Kawi pada tahun 1115. "Eyang Toenggol Manik dan Eyang Tonggoel Wati ini dari Kerajaan Kediri, dan masih keturunan dari Mpu Sindok," kata Jono.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)