Sejarah Kerajaan Kediri: Latar Belakang, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalannya
loading...
A
A
A
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri dapat diketahui melalui kronik-kronik Cina yang menyebutkan bahwa Kerajaan Kediri menghasilkan banyak beras dan barang dagangan lain yang laku di pasaran. Untuk alat pembayaran sendiri Kerajaan Kediri sudah menggunakan emas sebagai alat tukarnya.
Raja Jayabaya merupakan Raja Kerajaan Kediri yang terkenal dengan ramalannya yang terbukti nyata. Ramalan-ramalan dari Raja Jayabaya ini dikumpulkan dalam kitab berjudul Jongko Joyoboyo.
Akar keruntuhan Kerajaan Kediri berawal dari konflik antara Raja Kertajaya dan kaum Brahmana. Konflik tersebut dipicu oleh ambisi Raja Kertajaya yang ingin disembah oleh para Brahmana Hindu dan Buddha di Kerajaan Kediri.
Akan tetapi, ambisi tersebut menuai penolakan dari para Brahmana. Pada perkembangannya, penolakan dari kaum Brahmana menjadi penyebab Raja Kertajaya marah dan akhirnya melakukan berbagai tindakan buruk terhadap kaum Brahmana.
Kaum Brahmana lalu meminta perlindungan Ken Arok. Setelah tiba di Tumapel, kaum Brahmana membuat aliansi dengan Ken Arok untuk melakukan perlawanan terhadap Raja Kertajaya.
Pada akhirnya, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan berdaulat yang terpisah dari pengaruh Kerajaan Kediri. Selanjutnya, kaum Brahmana memimpin upacara pelantikan Ken Arok sebagai raja Tumapel.
Merasa geram dengan hal tersebut, pertempuran kedua kubu pun tak lagi bisa dibendung. Puncak pertempuran Ken Arok dan Kertajaya terjadi pada tahun 1221 atau 1222 di tempat yang disebut Genter (juga disebut Ganter) di Kediri timur.
Selama pertempuran Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya yang menyebabkan kekalahan bagi Kerajaan Kediri. Pertempuran yang terjadi di Ganter ini menandai berakhirnya Kerajaan Kediri.
Usai runtuh sebagai kerajaan besar, Kerajaan Kediri telah meninggalkan banyak benda-benda spiritual yang masih ada hingga sekarang. Salah satunya adalah Candi Penataran.
Raja Jayabaya merupakan Raja Kerajaan Kediri yang terkenal dengan ramalannya yang terbukti nyata. Ramalan-ramalan dari Raja Jayabaya ini dikumpulkan dalam kitab berjudul Jongko Joyoboyo.
Runtuhnya Kerajaan Kediri
Akar keruntuhan Kerajaan Kediri berawal dari konflik antara Raja Kertajaya dan kaum Brahmana. Konflik tersebut dipicu oleh ambisi Raja Kertajaya yang ingin disembah oleh para Brahmana Hindu dan Buddha di Kerajaan Kediri.
Baca Juga
Akan tetapi, ambisi tersebut menuai penolakan dari para Brahmana. Pada perkembangannya, penolakan dari kaum Brahmana menjadi penyebab Raja Kertajaya marah dan akhirnya melakukan berbagai tindakan buruk terhadap kaum Brahmana.
Kaum Brahmana lalu meminta perlindungan Ken Arok. Setelah tiba di Tumapel, kaum Brahmana membuat aliansi dengan Ken Arok untuk melakukan perlawanan terhadap Raja Kertajaya.
Pada akhirnya, Ken Arok menyatakan Tumapel sebagai kerajaan berdaulat yang terpisah dari pengaruh Kerajaan Kediri. Selanjutnya, kaum Brahmana memimpin upacara pelantikan Ken Arok sebagai raja Tumapel.
Merasa geram dengan hal tersebut, pertempuran kedua kubu pun tak lagi bisa dibendung. Puncak pertempuran Ken Arok dan Kertajaya terjadi pada tahun 1221 atau 1222 di tempat yang disebut Genter (juga disebut Ganter) di Kediri timur.
Selama pertempuran Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya yang menyebabkan kekalahan bagi Kerajaan Kediri. Pertempuran yang terjadi di Ganter ini menandai berakhirnya Kerajaan Kediri.
Peninggalan Kerajaan Kediri
Usai runtuh sebagai kerajaan besar, Kerajaan Kediri telah meninggalkan banyak benda-benda spiritual yang masih ada hingga sekarang. Salah satunya adalah Candi Penataran.