Kisah Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno Akibat Erupsi Gunung Merapi dan Pemberontakan

Minggu, 17 September 2023 - 06:10 WIB
loading...
Kisah Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno Akibat Erupsi Gunung Merapi dan Pemberontakan
Salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Foto/Storymap
A A A
YOGYAKARTA - Letusan Gunung Merapi membuat Kerajaan Mataram Kuno hancur di kala kejayaannya. Saat itu Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Dyah Wawa. Alhasil bencana erupsi Gunung Merapi memaksa Mataram memindahkan ibu kotanya oleh Mpu Sindok ke Jawa bagian timur pada 928 M.

Konon kedahsyatan erupsi gunung itu membuat bangunan Candi Borobudur yang begitu tinggi terkubur oleh lahar dingin dan material tanah vulkanik. Bahkan peneliti Belanda Van Bammelen kala itu sampai mencetuskan teori letusan Gunung Merapi membuat puncaknya hancur.

Lapisan tanahnya konon bergeser ke barat daya hingga membentuk Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh. Sebagaimana dikutip dari "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, dari sanalah akhirnya Mpu Sindok melakukan langkah cepat dengan memindahkan pusat pemerintahan dari Mataram di Jawa Tengah ke Tamwlang, Jawa Timur.

Perpindahan ibu kota ini juga disebut Sejarawan Boechari sebagai, bagian dari hukuman akibat adanya perebutan tahta kekuasaan yang sering terjadi di antara keluarga istana semenjak pemerintahan Rakai Pikatan atau Mpu Manuku.



Fakta sejarah memang mencatat adanya perebutan kekuasaan dari kalangan Dinasti Sanjaya, yang diawali dari pemberontakan yang dilakukan Mpu Kumbhayoni yang ingin merebut tahta Medang dari Rakai Mamrati Mpu Manuku menjadi raja. Pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh anak Rakai Pikatan bernama Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.

Pemberontakan selanjutnya terjadi saat Dyah Lokapala naik menjadi raja. Kali ini aktornya adalah Rakai Gurungwangi Dyah Saladu dan Rakai Panumwangan Dyah Dewendra. Pemberontakan ini memang membawa hasil gemilang, namun sesudah menggulingkan Dyah Lokapala dari tahta kekuasaannya, Dyah Saladu dan Dyah Dewendra justru mendapat serangan dari Rakai Watukura Dyah Balitung yang merupakan menantu Rakai Watuhumalang Mpu Teguh. Alhasil, Dyah Balitung lah yang akhirnya naik tahta menjadi raja.

Semasa Raja Dyah Balitung bertahta pun pemberontakan juga terjadi di internal Kerajaan Mataram, kali ini aktornya Rakai Hino Mpu Daksa yang mendapat dukungan dari Rakai Gurungwangi Dyah Saladu. Akibat pemberontakan ini Dyah Balitung pun berhasil digulingkan dan tak lama kemudian Mpu Daksa naik tahta menjadi raja Medang.

Pemberontakan juga mewarnai jalannya pemerintahan Rakai Layang Dyah Tulodong yang merupakan menantu Rakai Hino Mpu Daksa saat naik tahta menjadi raja. Rakai Sumba Dyah Wawa-lah yang menjadi pencetus pemberontakan ini.

Ia merupakan putra Rakai Landheyan saudara Rakai Kayuwangi Dyah Saladu. Dimana pemberontakan ini diakhiri dengan gemilang berkat dukungan dari Mpu Sindok, yang membuat Dyah Wawa naik tahta jadi Raja Medang.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1346 seconds (0.1#10.140)