Dikenal Sakti dan Lihai Padukan Budaya Jawa saat Syiar Islam, dari Mana Asal Sunan Kalijaga
loading...
A
A
A
Pendapat serupa juga disampaikan keluarga RM. Mohammad Soedioko yang merupakan keturunan Sunan Kalijaga dari galur Sunan Adi yang turun ke Pangeran Wijil. "Silsilah dari RM. Mohammad Soedioko ini bertemu dengan sumber Babad Tuban, dan pendapat H.J. De Graaf maupun Van Den Berg, yang menyebutkan Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab dari galur Sayidina Abbas bin Abdul Munthalib, paman Nabi Muhammad SAW".
Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga yang berdarah Arab itu menikahi putri Arya Dikara, yakni Bupati Tuban yang berhasil diislamkannya. Arya Teja kemudian menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Bupati Tuban.
Dari pernikahan dengan putri Arya Dikara, Arya Teja memiliki putra yang diberi nama Arya Wilatikta, yakni ayah Sunan Kalijaga. Sebelum menikahi putri Arya Dikara, Arya Teja menikah dengan putri Arya Lembu Sura, Raja Surabaya.
Dari pernikahan itu, Arya Teja memiliki seorang putri yang dikenal dengan nama Nyi Ageng Manila yang kelak menjadi istri Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Meski mengalir darah Arab di tubuhnya, Sunan Kalijaga lebih memperlihatkan diri sebagai sosok seorang Jawa. Termasuk dalam melakukan syiar Islam, Sunan Kalijaga memilih jalur seni budaya yang menjadi kesenangan masyarakat Jawa.
Di tangan Sunan Kalijaga, cerita wayang kulit atau wayang purwa, banyak menyelipkan pesan-pesan Islami. Lahir istilah jimat kalimosodo dalam lakon carangan Mahabarata yang itu merujuk pada kalimat syahadat.
Juga kisah tokoh Drupadi yang merupakan perempuan poliandri, yakni istri Pandawa lima, yang oleh Sunan Kalijaga diubah menjadi istri Yudhistira. Sebab Islam melarang konsep poliandri.
Sunan Kalijaga juga menggubah kidung Rumeksa ing Wengi yang begitu masyhur di kalangan masyarakat Jawa. Secara spiritual ia juga melakukan pendekatan tasawuf. Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Kadilangu, Jawa Tengah, yakni berjarak sekitar 3 km dari Masjid Agung Demak.
Dikutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga memiliki tiga orang istri. Dari pernikahan dengan Dewi Sarah, Sunan Kalijaga dikaruniai tiga anak, yakni salah satunya Raden Umar Said atau lebih dikenal Sunan Muria.
Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga yang berdarah Arab itu menikahi putri Arya Dikara, yakni Bupati Tuban yang berhasil diislamkannya. Arya Teja kemudian menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Bupati Tuban.
Dari pernikahan dengan putri Arya Dikara, Arya Teja memiliki putra yang diberi nama Arya Wilatikta, yakni ayah Sunan Kalijaga. Sebelum menikahi putri Arya Dikara, Arya Teja menikah dengan putri Arya Lembu Sura, Raja Surabaya.
Dari pernikahan itu, Arya Teja memiliki seorang putri yang dikenal dengan nama Nyi Ageng Manila yang kelak menjadi istri Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Meski mengalir darah Arab di tubuhnya, Sunan Kalijaga lebih memperlihatkan diri sebagai sosok seorang Jawa. Termasuk dalam melakukan syiar Islam, Sunan Kalijaga memilih jalur seni budaya yang menjadi kesenangan masyarakat Jawa.
Di tangan Sunan Kalijaga, cerita wayang kulit atau wayang purwa, banyak menyelipkan pesan-pesan Islami. Lahir istilah jimat kalimosodo dalam lakon carangan Mahabarata yang itu merujuk pada kalimat syahadat.
Juga kisah tokoh Drupadi yang merupakan perempuan poliandri, yakni istri Pandawa lima, yang oleh Sunan Kalijaga diubah menjadi istri Yudhistira. Sebab Islam melarang konsep poliandri.
Sunan Kalijaga juga menggubah kidung Rumeksa ing Wengi yang begitu masyhur di kalangan masyarakat Jawa. Secara spiritual ia juga melakukan pendekatan tasawuf. Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Kadilangu, Jawa Tengah, yakni berjarak sekitar 3 km dari Masjid Agung Demak.
Dikutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga memiliki tiga orang istri. Dari pernikahan dengan Dewi Sarah, Sunan Kalijaga dikaruniai tiga anak, yakni salah satunya Raden Umar Said atau lebih dikenal Sunan Muria.