Dikenal Sakti dan Lihai Padukan Budaya Jawa saat Syiar Islam, dari Mana Asal Sunan Kalijaga
loading...
A
A
A
Dikenal memiliki kesaktian dan mampu memadukan budaya Jawa saat melakukan syiar Islam, Sunan Kalijaga menjadi salah satu anggota Wali Songo yang sangat kharismatik. Di kalangan umat Islam di Jawa, Sunan Kalijaga dikenal begitu njawani (sangat Jawa).
Penampilan Sunan Kalijaga berbeda dengan Wali Songo lainnya, yang identik dengan atribut sorban dan jubah. Sunan Kalijaga disebut lebih menyukai baju lurik sebagai pakaian, sarung motif batik, serta blangkon yang merupakan busana khas masyarakat Jawa kebanyakan.
Lantas siapa Sunan Kalijaga sesungguhnya? Sunan Kalijaga merupakan putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban, Jawa Timur. Sebelum ditahbiskan sebagai Wali Songo dengan nama Sunan Kalijaga oleh Sunan Bonang, ia diketahui bernama Raden Sahid.
Sunan Kalijaga juga populer dengan sejumlah nama lain, yakni di antaranya Syekh Malaya, Brandal Lokajaya, Raden Abdurrahman, Pangeran Tuban, dan Ki Dalang Sida Brangti. Kakek Sunan Kalijaga adalah Arya Teja, Adipati atau Bupati Tuban.
Babad Tuban menyebut, kakek Sunan Kalijaga yang bernama Arya Teja memiliki nama asli Abdurrahman, yakni seorang keturunan Arab. Keterangan Babad Tuban soal kakek Sunan Kalijaga keturunan Arab, dikuatkan oleh peneliti Belanda C.L.N Van Den Berg.
Silsilah Sunan Kalijaga disebutkan dalam catatan Le Hadhramaut et les Colonies Arabes dans I'Archipel Indien (1886). "Menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab," demikian dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016).
Keterangan Sunan Kalijaga berdarah Arab, juga dipertebal oleh keterangan peneliti asing HJ.De Graaf yang membenarkan Babad Tuban, dan pandangan Van Den Berg bahwa Arya Teja atau Abdurrahman adalah orang Arab yang memiliki silsilah hingga Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Pendapat serupa juga disampaikan keluarga RM. Mohammad Soedioko yang merupakan keturunan Sunan Kalijaga dari galur Sunan Adi yang turun ke Pangeran Wijil. "Silsilah dari RM. Mohammad Soedioko ini bertemu dengan sumber Babad Tuban, dan pendapat H.J. De Graaf maupun Van Den Berg, yang menyebutkan Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab dari galur Sayidina Abbas bin Abdul Munthalib, paman Nabi Muhammad SAW".
Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga yang berdarah Arab itu menikahi putri Arya Dikara, yakni Bupati Tuban yang berhasil diislamkannya. Arya Teja kemudian menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Bupati Tuban.
Dari pernikahan dengan putri Arya Dikara, Arya Teja memiliki putra yang diberi nama Arya Wilatikta, yakni ayah Sunan Kalijaga. Sebelum menikahi putri Arya Dikara, Arya Teja menikah dengan putri Arya Lembu Sura, Raja Surabaya.
Dari pernikahan itu, Arya Teja memiliki seorang putri yang dikenal dengan nama Nyi Ageng Manila yang kelak menjadi istri Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Meski mengalir darah Arab di tubuhnya, Sunan Kalijaga lebih memperlihatkan diri sebagai sosok seorang Jawa. Termasuk dalam melakukan syiar Islam, Sunan Kalijaga memilih jalur seni budaya yang menjadi kesenangan masyarakat Jawa.
Di tangan Sunan Kalijaga, cerita wayang kulit atau wayang purwa, banyak menyelipkan pesan-pesan Islami. Lahir istilah jimat kalimosodo dalam lakon carangan Mahabarata yang itu merujuk pada kalimat syahadat.
Juga kisah tokoh Drupadi yang merupakan perempuan poliandri, yakni istri Pandawa lima, yang oleh Sunan Kalijaga diubah menjadi istri Yudhistira. Sebab Islam melarang konsep poliandri.
Sunan Kalijaga juga menggubah kidung Rumeksa ing Wengi yang begitu masyhur di kalangan masyarakat Jawa. Secara spiritual ia juga melakukan pendekatan tasawuf. Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Kadilangu, Jawa Tengah, yakni berjarak sekitar 3 km dari Masjid Agung Demak.
Dikutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga memiliki tiga orang istri. Dari pernikahan dengan Dewi Sarah, Sunan Kalijaga dikaruniai tiga anak, yakni salah satunya Raden Umar Said atau lebih dikenal Sunan Muria.
Penampilan Sunan Kalijaga berbeda dengan Wali Songo lainnya, yang identik dengan atribut sorban dan jubah. Sunan Kalijaga disebut lebih menyukai baju lurik sebagai pakaian, sarung motif batik, serta blangkon yang merupakan busana khas masyarakat Jawa kebanyakan.
Lantas siapa Sunan Kalijaga sesungguhnya? Sunan Kalijaga merupakan putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban, Jawa Timur. Sebelum ditahbiskan sebagai Wali Songo dengan nama Sunan Kalijaga oleh Sunan Bonang, ia diketahui bernama Raden Sahid.
Baca Juga
Sunan Kalijaga juga populer dengan sejumlah nama lain, yakni di antaranya Syekh Malaya, Brandal Lokajaya, Raden Abdurrahman, Pangeran Tuban, dan Ki Dalang Sida Brangti. Kakek Sunan Kalijaga adalah Arya Teja, Adipati atau Bupati Tuban.
Babad Tuban menyebut, kakek Sunan Kalijaga yang bernama Arya Teja memiliki nama asli Abdurrahman, yakni seorang keturunan Arab. Keterangan Babad Tuban soal kakek Sunan Kalijaga keturunan Arab, dikuatkan oleh peneliti Belanda C.L.N Van Den Berg.
Silsilah Sunan Kalijaga disebutkan dalam catatan Le Hadhramaut et les Colonies Arabes dans I'Archipel Indien (1886). "Menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab," demikian dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016).
Keterangan Sunan Kalijaga berdarah Arab, juga dipertebal oleh keterangan peneliti asing HJ.De Graaf yang membenarkan Babad Tuban, dan pandangan Van Den Berg bahwa Arya Teja atau Abdurrahman adalah orang Arab yang memiliki silsilah hingga Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Pendapat serupa juga disampaikan keluarga RM. Mohammad Soedioko yang merupakan keturunan Sunan Kalijaga dari galur Sunan Adi yang turun ke Pangeran Wijil. "Silsilah dari RM. Mohammad Soedioko ini bertemu dengan sumber Babad Tuban, dan pendapat H.J. De Graaf maupun Van Den Berg, yang menyebutkan Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab dari galur Sayidina Abbas bin Abdul Munthalib, paman Nabi Muhammad SAW".
Arya Teja, kakek Sunan Kalijaga yang berdarah Arab itu menikahi putri Arya Dikara, yakni Bupati Tuban yang berhasil diislamkannya. Arya Teja kemudian menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Bupati Tuban.
Dari pernikahan dengan putri Arya Dikara, Arya Teja memiliki putra yang diberi nama Arya Wilatikta, yakni ayah Sunan Kalijaga. Sebelum menikahi putri Arya Dikara, Arya Teja menikah dengan putri Arya Lembu Sura, Raja Surabaya.
Dari pernikahan itu, Arya Teja memiliki seorang putri yang dikenal dengan nama Nyi Ageng Manila yang kelak menjadi istri Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Meski mengalir darah Arab di tubuhnya, Sunan Kalijaga lebih memperlihatkan diri sebagai sosok seorang Jawa. Termasuk dalam melakukan syiar Islam, Sunan Kalijaga memilih jalur seni budaya yang menjadi kesenangan masyarakat Jawa.
Di tangan Sunan Kalijaga, cerita wayang kulit atau wayang purwa, banyak menyelipkan pesan-pesan Islami. Lahir istilah jimat kalimosodo dalam lakon carangan Mahabarata yang itu merujuk pada kalimat syahadat.
Juga kisah tokoh Drupadi yang merupakan perempuan poliandri, yakni istri Pandawa lima, yang oleh Sunan Kalijaga diubah menjadi istri Yudhistira. Sebab Islam melarang konsep poliandri.
Sunan Kalijaga juga menggubah kidung Rumeksa ing Wengi yang begitu masyhur di kalangan masyarakat Jawa. Secara spiritual ia juga melakukan pendekatan tasawuf. Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Kadilangu, Jawa Tengah, yakni berjarak sekitar 3 km dari Masjid Agung Demak.
Dikutip dari berbagai sumber, Sunan Kalijaga memiliki tiga orang istri. Dari pernikahan dengan Dewi Sarah, Sunan Kalijaga dikaruniai tiga anak, yakni salah satunya Raden Umar Said atau lebih dikenal Sunan Muria.
(eyt)