Santri Finalis MQKN 2023 Adu Argumen di Debat Qanun
loading...
A
A
A
“Itu maslahat kami yang kami pegang,” tandas salah satu peserta dari tim Pro.
"Kita banyak orang yang pintar di bidang politik, banyak orang berpendidikan, mengapa kita harus mengedepankan eks narapidana untuk menjadi wakil rakyat kita? Seperti itu,” ucap salah satu peserta dari tim kontra disambut tepuk tangan penonton.
Dewan hakim cabang lomba Debat Qanun MQKN 2023, Ita Musyarrofa saat closing statement mengungkapkan bahwa kesan dia terhadap Debat Qanun sangat positif. Menurutnya, santri-santri Ma’had Aly itu kemampuannya, di bidang fikihnya atau kaidah fikihnya itu kalau dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan santri, itu lebih tinggi.
Namun, lanjutnya, ada hal juga perlu diperhatikan mengenai Debat Qanun.
“Kami menilainya tidak persoalan mana pendapat yang lebih benar, bukan itu. Karena di sini peserta dipaksa pro dan dipaksa dengan kontra. Anda harus menyiapkan dua argumen itu, walaupun sebenarnya ada pro tapi ketika pilihan yang diacak itu kontra. Nah, anda harus menyiapkan sekuat tenaga argumen yang kontra itu,” katanya kepada para peserta Dewan Qanun.
Dia menambahkan, sebenarnya dalam debat ini yang dicari bukan pendapat yang paling benar di antara pro dan kontra, melainkan bagaimana tim pro dan kontra ini bisa membangun argumen yang kreatif.
“Logika hukumnya yang digunakan, kemudian konsep-konsep fikih, ushul fikih dan kaidah fikih yang digunakan jadi penilaian kami,” ungkapnya.
Selain itu dia menekankan kepada santri bahwa ada satu hal penting lagi yang harus dipegang, yaitu akhlak.
“Itu juga bisa dijadikan bahan pelajaran ya ketika kita berbeda pendapat misalnya. Maka seharusnya kita bisa bersikap dengan santun,” ujarnya.
"Kita banyak orang yang pintar di bidang politik, banyak orang berpendidikan, mengapa kita harus mengedepankan eks narapidana untuk menjadi wakil rakyat kita? Seperti itu,” ucap salah satu peserta dari tim kontra disambut tepuk tangan penonton.
Dewan hakim cabang lomba Debat Qanun MQKN 2023, Ita Musyarrofa saat closing statement mengungkapkan bahwa kesan dia terhadap Debat Qanun sangat positif. Menurutnya, santri-santri Ma’had Aly itu kemampuannya, di bidang fikihnya atau kaidah fikihnya itu kalau dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan santri, itu lebih tinggi.
Namun, lanjutnya, ada hal juga perlu diperhatikan mengenai Debat Qanun.
“Kami menilainya tidak persoalan mana pendapat yang lebih benar, bukan itu. Karena di sini peserta dipaksa pro dan dipaksa dengan kontra. Anda harus menyiapkan dua argumen itu, walaupun sebenarnya ada pro tapi ketika pilihan yang diacak itu kontra. Nah, anda harus menyiapkan sekuat tenaga argumen yang kontra itu,” katanya kepada para peserta Dewan Qanun.
Dia menambahkan, sebenarnya dalam debat ini yang dicari bukan pendapat yang paling benar di antara pro dan kontra, melainkan bagaimana tim pro dan kontra ini bisa membangun argumen yang kreatif.
“Logika hukumnya yang digunakan, kemudian konsep-konsep fikih, ushul fikih dan kaidah fikih yang digunakan jadi penilaian kami,” ungkapnya.
Selain itu dia menekankan kepada santri bahwa ada satu hal penting lagi yang harus dipegang, yaitu akhlak.
“Itu juga bisa dijadikan bahan pelajaran ya ketika kita berbeda pendapat misalnya. Maka seharusnya kita bisa bersikap dengan santun,” ujarnya.
(shf)