Nyekar, Tradisi Warga Sampang untuk Rayakan Iduladha
loading...
A
A
A
SAMPANG - Ziarah di makam para leluhur, dengan menggelar doa bersama dilanjutkan tradisi nyekar atau menaburkan bunga ke makam, masih terus dijaga oleh masyarakat di Kabupaten Sampang. Tradisi nyekar ini, menjadi salah satu rangkaian dalam perayaan Iduladha bagi masyarakat Suku Madura tersebut.
Tradisi nyekar di saat perayaan Iduladha tersebut, salah satunya digelar warga di Desa Torjunan, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang. Mereka melaksanakan acara doa bersama dilanjutkan nyekar, saat pagi menjelang pelaksanaan salat Iduladha atau di malam takbiran.
Warga di desa tersebut, rutin melaksanakan tradisi nyekar saat menjelang hari raya besar, seperti Iduladha, dan Idulfitri. Mereka meyakini, tradisi nyekar ini dapat mempererat tali silaturahmi, pasalnya seluruh keluarga akan berkumpul bersama.
Sebelum dilaksanakan tradisi nyekar, warga akan bergotongroyong melakukan pembersihan dan perawatan makam leluhur. Selanjutnya mereka akan menggelar doa bersama di makam, dan diakhiri dengan tabur bunga bersama.
Warga Suku Madura, selalu memiliki tradisi unik saat perayaan Iduladha. Mereka yang bekerja jauh di luar Pulau Madura, akan pulang kampung menjelang perayaan Iduladha. Mudik atau pulang kampung dalam tradisi Suku Madura ini, disebut Toron.
Warga Pulau Madura, lebih ramai melaksanakan mudik ke kampung halamannya saat perayaan Iduladha, bila dibandingkan dengan perayaan Idulfitri. Mereka akan berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman, untuk merayakan Iduladha dengan menyembelih hewan kurban.
"Tadisi Toron sudah semacam kewajiban bagi kami saat Iduladha, agar bisa berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman. Kalau saat kurban begini, bisa kurban bersama keluarga, dan memasak sate bersama, rasanya sangat nikmat," ungkap salah satu warga Sampang, yang melaksanakan tradisi Toron, Mukhlis.
Tradisi nyekar di saat perayaan Iduladha tersebut, salah satunya digelar warga di Desa Torjunan, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang. Mereka melaksanakan acara doa bersama dilanjutkan nyekar, saat pagi menjelang pelaksanaan salat Iduladha atau di malam takbiran.
Warga di desa tersebut, rutin melaksanakan tradisi nyekar saat menjelang hari raya besar, seperti Iduladha, dan Idulfitri. Mereka meyakini, tradisi nyekar ini dapat mempererat tali silaturahmi, pasalnya seluruh keluarga akan berkumpul bersama.
Sebelum dilaksanakan tradisi nyekar, warga akan bergotongroyong melakukan pembersihan dan perawatan makam leluhur. Selanjutnya mereka akan menggelar doa bersama di makam, dan diakhiri dengan tabur bunga bersama.
Warga Suku Madura, selalu memiliki tradisi unik saat perayaan Iduladha. Mereka yang bekerja jauh di luar Pulau Madura, akan pulang kampung menjelang perayaan Iduladha. Mudik atau pulang kampung dalam tradisi Suku Madura ini, disebut Toron.
Warga Pulau Madura, lebih ramai melaksanakan mudik ke kampung halamannya saat perayaan Iduladha, bila dibandingkan dengan perayaan Idulfitri. Mereka akan berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman, untuk merayakan Iduladha dengan menyembelih hewan kurban.
"Tadisi Toron sudah semacam kewajiban bagi kami saat Iduladha, agar bisa berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman. Kalau saat kurban begini, bisa kurban bersama keluarga, dan memasak sate bersama, rasanya sangat nikmat," ungkap salah satu warga Sampang, yang melaksanakan tradisi Toron, Mukhlis.
(eyt)