Kisah KH Zaenal Mustafa, Pilih Syahid daripada Beri Hormat kepada Kaisar Jepang

Senin, 19 Juni 2023 - 09:29 WIB
loading...
A A A
Dalam insiden itu, tercatat pula salah seorang santri bernama Nur menjadi korban, karena terkena tembakan salah seorang opsir. Setelah kejadian tersebut, menjelang waktu salat Asar, pasukan Jepang datang dengan menggunakan beberapa buah truk.



Pasukan yang dibawa Jepang, ternyata orang-orang pribumi. Mereka mendekati garis depan pertahanan Pesantren Sukamanah, dan disahut dengan suara takbir dari dalam pertahanan di Pesantren Sukamanah.

Pasukan di Pesantren Sukamanah, sangat terkejut setelah mengetahui pasukan yang dibawa Jepang, merupakan orang-orang pribumi. Para santri dan pengikut KH. Zaenal Mustofa harus berhadapan dengan bangsa sendiri yang telah dikuasai Jepang.

Melihat yang datang menyerang adalah bangsa sendiri, KH. Zaenal Mustafa memerintahkan para santrinya untuk tidak melakukan perlawanan, sebelum musuh masuk jarak perkelahian. Setelah musuh mendekat, barulah para santri menjawab serangan mereka.

Namun, dengan jumlah kekuatan lebih besar, ditambah peralatan lebih lengkap, akhirnya pasukan Jepang berhasil menerobos dan memorak-porandakan pasukan Sukamanah. Peristiwa ini dikenal dengan "Pertempuran Sukamanah Berdarah".

Para santri yang gugur dalam pertempuran itu berjumlah 86 orang. Meninggal di Singaparna karena disiksa sebanyak empat orang. Meninggal di Penjara Tasikmalaya karena disiksa sebanyak dua orang. Meninggal di Penjara Sukamiskin, Bandung, sebanyak 38 orang, dan yang mengalami cacat (kehilangan mata atau ingatan) sebanyak 10 orang.



Sehari setelah peristiwa itu, sekitar 700-900 orang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. Sementara itu, KH. Zaenal Mustafa sempat memberi instruksi secara rahasia kepada para santri, dan seluruh pengikutnya yang ditahan agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang.

Termasuk dalam kematian para opsir Jepang, dan pertanggungjawaban tentang pemberontakan Singaparna dipikul sepenuhnya oleh KH. Zaenal Mustafa. Akibatnya, sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah, termasuk KH. Zaenal Mustafa sendiri, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6036 seconds (0.1#10.140)