Kisah KH Zaenal Mustafa, Pilih Syahid daripada Beri Hormat kepada Kaisar Jepang

Senin, 19 Juni 2023 - 09:29 WIB
loading...
A A A
KH. Zaenal Mustafa dipenjara oleh penjajah Belanda, bersama KH. Ruhiat dari Pesantren Cipasung, Haji Syirod, dan Hambali Syafei. Mereka dituduh telah menghasut rakyat untuk memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda. Belanda akhirnya membebaskan mereka pada 10 Januari 1942.

Penjara tak juga menyurutkan langkah KH. Zaenal Arifin dalam melawan pejajah Belanda. Akibat aktivitasnya yang dinilai membahayakan pemerintahan kolonial Belanda, membuatnya kembali dijebloskan penjara pada akhir Februari 1942, bersama Kiai Rukhiyat. Kedua kiai ini dijebloskan ke penjara Ciamis.

Saat Belanda kalah dalam perang dunia kedua, dan menyerah kepada tentara Jepang, KH. Zaenal Mustofa akhirnya dibebaskan pada tanggal 8 Maret 1942. Usai bebas dari penjara, KH. Zaenal Mustofa tak sejalan dengan sikap penjajah militer Jepang.



Sekembalinya ke pesantren, usai dipenjara, KH. Zaenal Mustofa menyampaikan pidato singkat, yang mengingatkan kepada para pengikut dan santrinya agar tetap percaya pada diri sendiri, dan tidak mudah termakan oleh propaganda asing.

Dalam pidato yang disampaikan saat upacara penyambutannya di pesantren, KH. Zaenal Mustofa justru mengingatkan kapada para santri dan pengikutnya, tentang fasisme Jepang yang lebih berbahaya dari penjajahan Belanda.

Pada saat penjajah Jepang becokol, KH. Zaenal Mustofa melakukan perlawanan keras terhadap perintah "Seikeirei", atau merunduk memberi hormat ke arah timur, untuk memberikan hormat kepada Kaisar Jepang.

Dia menilai, perintah merunduk memberikan hormat kepada Kaisar Jepang tersebut, bertentangan dengan keyakinan imannya sebagai seorang muslim. Merunduk ke arah timur tersebut, dinilainya bertentangan dengan ajaran Islam ,dan merusak tauhid karena telah mengubah arah kiblat.

Perlawanan terhadap Seikeirei ini, secara terang-terangan dilakukan KH. Zaenal Mustofa di muka para tentara dan petinggi Jepang. Tepatnya, saat para alim ulama Singaparna, dikumpulkan Jepang di alun-alun dan paksa melakukan Seikerei, dengan todongan senjata.

Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2928 seconds (0.1#10.140)