Depresi Lantaran Cinta Segita, Seorang Pria Gantung Diri
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Fransiscus Xaverius Heronius Baso, pemuda berusia 25 tahun warga Perum Pemda II Belakang Pasar Cikombong Kotara, ditemukan tewas gantung diri, Jumat (17/7/2020) pagi.
Kapolsek Abepura AKP Clief GP Dwith menjelaskan korban ditemukan sudah tidak bernyawah dengan posisi tergantung dan leher terlilit kabel Tv di kamar tidur milik korban.
“Korban pertama kali ditemukan oleh pihak keluarga, ketika itu saksi mata sudah mendapati korban sudah tidak bernyawa,” kata dia, di Jayapura, Jumat (17/7/2020) siang. (Baca juga: Pria 50 Tahun Terjun Bebas di Depok Town Square )
Kapolsek mengatakan, korban meninggal diduga akibat gantung diri. Namun motifnya masih akan didalami oleh penyidik. “Motif gantung diri masih di kembangkan, dari hasil olah tempat kejadian perkara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, namun dugaan sementara korban depresi akibat masalah percintaan dengan sang kekasih,” jelas Kapolsek.
Dia menjelaskan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan evakuasi dan otopsi korban di rumah sakit Bhayangkara. Dengan alasan telah menerima kejadian tersebut.
“Setelah itu piket penjagaan bersama dengan piket Reskrim menyampaikan kepada pihak keluarga korban, apa perlu dibawa ke RS Bhayangkara dan diotopsi . Namun dari pihak keluarga mengatakan bahwa mereka sudah ikhlas dan tidak perlu untuk dibawa ke RS Bhayangkara,” kata dia.
Kapolsek Abepura AKP Clief GP Dwith menjelaskan korban ditemukan sudah tidak bernyawah dengan posisi tergantung dan leher terlilit kabel Tv di kamar tidur milik korban.
“Korban pertama kali ditemukan oleh pihak keluarga, ketika itu saksi mata sudah mendapati korban sudah tidak bernyawa,” kata dia, di Jayapura, Jumat (17/7/2020) siang. (Baca juga: Pria 50 Tahun Terjun Bebas di Depok Town Square )
Kapolsek mengatakan, korban meninggal diduga akibat gantung diri. Namun motifnya masih akan didalami oleh penyidik. “Motif gantung diri masih di kembangkan, dari hasil olah tempat kejadian perkara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, namun dugaan sementara korban depresi akibat masalah percintaan dengan sang kekasih,” jelas Kapolsek.
Dia menjelaskan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan evakuasi dan otopsi korban di rumah sakit Bhayangkara. Dengan alasan telah menerima kejadian tersebut.
“Setelah itu piket penjagaan bersama dengan piket Reskrim menyampaikan kepada pihak keluarga korban, apa perlu dibawa ke RS Bhayangkara dan diotopsi . Namun dari pihak keluarga mengatakan bahwa mereka sudah ikhlas dan tidak perlu untuk dibawa ke RS Bhayangkara,” kata dia.
(nth)