Menkes Minta Seluruh Daerah Waspada Penularan Flu Burung Varian Baru
loading...
A
A
A
BANDUNG - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh daerah di Indonesia mewaspadai penularan penyakit flu burung (H5N1) clade baru 2.3.4.4b.
Meski berstatus rawan penularan virus H5N1 clade baru 2.3.4.4b, namun Menkes Budi memastikan belum ada kasus yang menyerang manusia seperti di Amerika, Eropa, Asia terutama di Cina dan Jepang.
"Belum ada laporan yang masuk ke saya, tapi kan Indonesia rawan, karena dulu pernah ada H5E1. Kalau flu ini, nama virusnya ada Alva, Beta, Delta, Omicron," ucap Budi di Kota Bandung, Senin (6/3/2023).
Budi mengatakan, Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam menangani kasus flu burung. Namun dengan adanya H5N1 clade baru 2.3.4.4b ini, seluruh provinsi tetap harus melakukan antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan.
"Kalau flu ini pakai H sama N, ada H1N1, H3N3, nah yang flu burung ini H5N1. Dulu sudah pernah kejadian di Indonesia, outbrake-nya cukup banyak," ungkapnya.
Budi menjelaskan, penanganan kasus flu burung jenis baru ini akan berbeda dengan yang sebelumnya. Pasalnya, H5N1 clade baru 2.3.4.4b sendiri bisa loncat dan menular ke manusia.
"Flu burung ini kita identifikasi loncat dari binatang ke manusia. Jadi surveilansnya jika ada unggas-unggas yang banyak mati, itu cek, kalau itu disebabkan oleh flu burung harus kita musnahkan," bebernya.
Langkah penanganan dari pemerintah pusat melibatkan beberapa kementerian lain di luar Kemenkes. Sebab, H5N1 clade baru 2.3.4.4b ditemukan pada hewan unggas dan belum ditemukan kasusnya di Indonesia.
Meski berstatus rawan penularan virus H5N1 clade baru 2.3.4.4b, namun Menkes Budi memastikan belum ada kasus yang menyerang manusia seperti di Amerika, Eropa, Asia terutama di Cina dan Jepang.
"Belum ada laporan yang masuk ke saya, tapi kan Indonesia rawan, karena dulu pernah ada H5E1. Kalau flu ini, nama virusnya ada Alva, Beta, Delta, Omicron," ucap Budi di Kota Bandung, Senin (6/3/2023).
Budi mengatakan, Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam menangani kasus flu burung. Namun dengan adanya H5N1 clade baru 2.3.4.4b ini, seluruh provinsi tetap harus melakukan antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan.
"Kalau flu ini pakai H sama N, ada H1N1, H3N3, nah yang flu burung ini H5N1. Dulu sudah pernah kejadian di Indonesia, outbrake-nya cukup banyak," ungkapnya.
Budi menjelaskan, penanganan kasus flu burung jenis baru ini akan berbeda dengan yang sebelumnya. Pasalnya, H5N1 clade baru 2.3.4.4b sendiri bisa loncat dan menular ke manusia.
"Flu burung ini kita identifikasi loncat dari binatang ke manusia. Jadi surveilansnya jika ada unggas-unggas yang banyak mati, itu cek, kalau itu disebabkan oleh flu burung harus kita musnahkan," bebernya.
Langkah penanganan dari pemerintah pusat melibatkan beberapa kementerian lain di luar Kemenkes. Sebab, H5N1 clade baru 2.3.4.4b ditemukan pada hewan unggas dan belum ditemukan kasusnya di Indonesia.