7 Kekayaan Alam Pulau Jawa yang Dikeruk VOC Belanda
loading...
A
A
A
Penjajah Belanda sejak jaman VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) sudah banyak mengeruk kekayaan alam pulau Jawa. Jawa sudah lama terkenal sebagai kawasan yang subur. Benih tanaman apa saja mudah berkembang di Jawa.
Berbagai bahan alam yang menjadi komoditas ekonomi itu, oleh VOC kemudian diangkut ke Eropa, yakni utamanya negeri Belanda. Berikut kekayaan alam pulau Jawa yang sejak dulu menarik perhatian bangsa asing.
1.Padi atau Paddee
Jawa memiliki sebutan lumbung timur karena produksi padinya yang terkenal melimpah. Dikutip dari buku The Island of Java, Sejarah Tanah Jawa, pada tahun 1767, sebanyak 14 ribu ton beras yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan Srilanka (Ceyclon), Banda dan Batavia.
2.Gula
Gula diproduksi dalam jumlah besar di Jawa. Pada tahun 1768, sekitar 13 juta pound gula dihasilkan dari wilayah Batavia (Jaccatra). Pada masa itu budidaya tanaman tebu atau saccharum officinarum telah berkembang pesat.
Komoditas gula yang berasal dari Jawa telah diekspor ke Hindia barat, Surat dan pantai Malabar. Kemudian sisanya dilempar ke pasar Eropa. Sebagian besar pabrik gula yang bercokol di Jawa dikelola oleh orang-orang Tionghoa.
Baca juga: Sediakan Layanan Plus-plus di Warung Makan, IRT di Blitar Ditangkap
3.Kopi
Tanaman kopi pertama kali diperkenalkan di pulau Jawa pada kisaran tahun 1722 dan 1723. Kopi mulai dikenal pada masa Gubernur Jenderal Zwaardekroon.
Tanaman yang kelak menjadi minuman rakyat itu pertama kali muncul di perkebunan wilayah Cirebon dan Jakarta. Hingga tahun 1768, produksi kopi terus meningkat.
Jaccatra (sekarang Jakarta) mampu menyetor 4.465.500 pounds kepada VOC. Peningkatan itu dikarenakan adanya dorongan di antara orang-orang Jawa untuk melakukan budidaya kopi.
4.Benang Katun
Benang katun berasal dari kapas yang melimpah di kawasan pedalaman Jawa. Benang katun merupakan hasil pintalan tangan orang Jawa. Pada tahun 1768, wilayah Jakarta menghasilkan benang katun sebanyak 133 pikul atau 16.225 pound.
5.Nila
VOC mengapalkan tanaman nila atau Indigofera tinctoria dalam jumlah besar ke Eropa. Pada tahun 1768 penduduk pribumi Jakarta telah menghasilkan sebanyak 2.875 pound nila. Nila merupakan tanaman yang menghasilkan pewarna.
6.Garam dan Kayu Gelondongan
Garam juga menjadi komoditas penting usaha perdagangan VOC. Garam banyak dibawa dari wilayah Rembang, Jawa Tengah, untuk diperdagangkan di Batavia dan pantai barat Sumatera. Dari garam, VOC mendapat banyak keuntungan.
Begitu juga dengan kayu gelondongan yang berasal dari pantai timur-laut Jawa. VOC membawa kayu gelondongan ke Batavia (Jakarta). Kayu gelondongan itu sebagian besar dipakai untuk pembuatan kapal.
Berbagai bahan alam yang menjadi komoditas ekonomi itu, oleh VOC kemudian diangkut ke Eropa, yakni utamanya negeri Belanda. Berikut kekayaan alam pulau Jawa yang sejak dulu menarik perhatian bangsa asing.
1.Padi atau Paddee
Jawa memiliki sebutan lumbung timur karena produksi padinya yang terkenal melimpah. Dikutip dari buku The Island of Java, Sejarah Tanah Jawa, pada tahun 1767, sebanyak 14 ribu ton beras yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan Srilanka (Ceyclon), Banda dan Batavia.
2.Gula
Gula diproduksi dalam jumlah besar di Jawa. Pada tahun 1768, sekitar 13 juta pound gula dihasilkan dari wilayah Batavia (Jaccatra). Pada masa itu budidaya tanaman tebu atau saccharum officinarum telah berkembang pesat.
Komoditas gula yang berasal dari Jawa telah diekspor ke Hindia barat, Surat dan pantai Malabar. Kemudian sisanya dilempar ke pasar Eropa. Sebagian besar pabrik gula yang bercokol di Jawa dikelola oleh orang-orang Tionghoa.
Baca juga: Sediakan Layanan Plus-plus di Warung Makan, IRT di Blitar Ditangkap
3.Kopi
Tanaman kopi pertama kali diperkenalkan di pulau Jawa pada kisaran tahun 1722 dan 1723. Kopi mulai dikenal pada masa Gubernur Jenderal Zwaardekroon.
Tanaman yang kelak menjadi minuman rakyat itu pertama kali muncul di perkebunan wilayah Cirebon dan Jakarta. Hingga tahun 1768, produksi kopi terus meningkat.
Jaccatra (sekarang Jakarta) mampu menyetor 4.465.500 pounds kepada VOC. Peningkatan itu dikarenakan adanya dorongan di antara orang-orang Jawa untuk melakukan budidaya kopi.
4.Benang Katun
Benang katun berasal dari kapas yang melimpah di kawasan pedalaman Jawa. Benang katun merupakan hasil pintalan tangan orang Jawa. Pada tahun 1768, wilayah Jakarta menghasilkan benang katun sebanyak 133 pikul atau 16.225 pound.
5.Nila
VOC mengapalkan tanaman nila atau Indigofera tinctoria dalam jumlah besar ke Eropa. Pada tahun 1768 penduduk pribumi Jakarta telah menghasilkan sebanyak 2.875 pound nila. Nila merupakan tanaman yang menghasilkan pewarna.
6.Garam dan Kayu Gelondongan
Garam juga menjadi komoditas penting usaha perdagangan VOC. Garam banyak dibawa dari wilayah Rembang, Jawa Tengah, untuk diperdagangkan di Batavia dan pantai barat Sumatera. Dari garam, VOC mendapat banyak keuntungan.
Begitu juga dengan kayu gelondongan yang berasal dari pantai timur-laut Jawa. VOC membawa kayu gelondongan ke Batavia (Jakarta). Kayu gelondongan itu sebagian besar dipakai untuk pembuatan kapal.
(msd)