Kisah Sumpah Palapa Wujudkan Kekayaan Melimpah di Istana Majapahit Kaya

Jum'at, 07 Maret 2025 - 07:40 WIB
loading...
Kisah Sumpah Palapa...
Sumpah Palapa yang diikrarkan Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada memperluas wilayah dan mencegah pengaruh negara-negara lain yang ingin menguasai Nusantara. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Gajah Mada selaku Mahapatih Majapahit menyerukan Sumpah Palapa yang membuat kerajaan ini meluaskan wilayah. Beberapa wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) besar di Pulau Jawa, termasuk di Jawa bagian timur dimanfaatkan betul oleh Kerajaan Majapahit.

Bagi Majapahit, Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada dipandang memiliki sisi positif. Karena selain memperluas wilayah, Majapahit dapat mencegah pengaruh negara-negara dari Asia Tenggara yang ingin menguasai wilayah-wilayah di Nusantara.



Menurut Gajah Mada, melalui Sumpah Palapa, Majapahit akan menjadi negara besar yang pengaruhnya menyebar ke seluruh wilayah Nusantara. Selain itu, Sumpah Palapa yang disertai dengan kesentosaan bidang militer tersebut tidak hanya berpotensi untuk memperluas wilayah kekuasaan, namun pula menjamin keamanan di dalam negeri.



Dengan keamanan tersebut, maka bidang pertanian, perdagangan, ekonomi, hukum, agama, pembangunan, kebudayaan, dan kesusastraan akan mengalami perkembangan yang signifikan, dikutip dari buku "Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada: Menelanjangi Tokoh Utama Penyatu Nusantara".

Pada bidang pertanian, Majapahit memperbaiki atau memelihara tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir dan mendukung irigasi pertanian. Di samping itu, Majapahit pula memperbaiki jalan-jalan serta jembatan untuk memperlancar lalu lintas perdagangan, khususnya beras dan rempah-rempah.

Biografi Gajah Mada, Asal Usul, Perjuangan dan Kematiannya

Daerah-daerah pelabuhan seperti Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban menjadi pusat perdagangan, dikuasai oleh Majapahit. Menurut catatan Wang-ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua.

Adapun komoditas impornya berupa mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uang Majapahit dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga.

Sementara catatan dari biarawan Katolik Roma dari Italia bernama Odorico da Pordennone, yang pernah mengunjungi Jawa pada 1321 menyebutkan Istana Majapahit penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

Daerah-daerah pelabuhan seperti Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban menjadi pusat perdagangan. Di bidang perdagangan walaupun tidak semenonjol Sriwijaya, banyak pedagang Majapahit berperan sebagai pedagang perantara.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6193 seconds (0.1#10.24)