Keren, Mahasiswa ITS Produksi Gigi Tiruan Berbasis 3D Printer
loading...
A
A
A
“Tentunya dengan harga yang jauh lebih murah dari teknologi sekarang ini dipakai yakni semi automatic CAD/CAM,” jelasnya.
Keunggulan yang ditawarkan 3Dentist adalah biaya produksi pembuatan gigi yang lebih murah, waktu pembuatannya yang cepat dengan hasil yang lebih rapi, presisi, dan akurat. Bahkan tingkat kedetailannya mencapai skala 10 mikron atau setara dengan 10^(-6) meter.
Naufal menambahkan, kalau menggunakan 3Dentist maka hasil yang didapatkan lebih cepat bahkan dalam hitungan jam saja.
“Karena jika dibandingkan dengan pembuatan secara manual di tekniker gigi itu bisa memakan waktu dalam hitungan hari dan harus sering melakukan kontrol ke dokter,” tuturnya.
Selain menggunakan material porselen dan akrilik, kata Naufal, ke depannya produk ini akan terus dikembangkan dengan menjual gigi tiruan menggunakan material lain.
Kemudian 3Dentist direncanakan juga akan menjual mesin 3D printer, menjual resin, serta membuka jasa maintenance dan perbaikan mesin 3D printer.
Untuk pengembangan startup, ungkap Naufal, yakni dengan membagi tugas antar tim inti untuk menangani tugas tertentu. Seperti ada mahasiswa yang berperan sebagai business development untuk mengurus klien dan relasi ke investor.
Ada hipster yang jago mendesain dari mulai media sosial, pitch deck, hingga proposal. Bagian teknis yang mengurus tentang operator mesin 3D dari mulai perakitan proses cetak pemilihan, pembelian bahan, serta penelitian dan perkembangan untuk peningkatan kualitas produk.
Naufal menyampaikan, tantangan dalam pengembangan startup ini yakni karena tim memiliki latar belakang ilmu seperti elektro dan mesin sehingga pengetahuan tentang gigi itu minim.
Meski begitu, keempat mahasiswa ini mendapat bantuan dari dokter gigi yang memberikan transfer pengetahuan tentang alur kerja dari bisnis gigi tiruan.
Keunggulan yang ditawarkan 3Dentist adalah biaya produksi pembuatan gigi yang lebih murah, waktu pembuatannya yang cepat dengan hasil yang lebih rapi, presisi, dan akurat. Bahkan tingkat kedetailannya mencapai skala 10 mikron atau setara dengan 10^(-6) meter.
Naufal menambahkan, kalau menggunakan 3Dentist maka hasil yang didapatkan lebih cepat bahkan dalam hitungan jam saja.
“Karena jika dibandingkan dengan pembuatan secara manual di tekniker gigi itu bisa memakan waktu dalam hitungan hari dan harus sering melakukan kontrol ke dokter,” tuturnya.
Selain menggunakan material porselen dan akrilik, kata Naufal, ke depannya produk ini akan terus dikembangkan dengan menjual gigi tiruan menggunakan material lain.
Kemudian 3Dentist direncanakan juga akan menjual mesin 3D printer, menjual resin, serta membuka jasa maintenance dan perbaikan mesin 3D printer.
Untuk pengembangan startup, ungkap Naufal, yakni dengan membagi tugas antar tim inti untuk menangani tugas tertentu. Seperti ada mahasiswa yang berperan sebagai business development untuk mengurus klien dan relasi ke investor.
Ada hipster yang jago mendesain dari mulai media sosial, pitch deck, hingga proposal. Bagian teknis yang mengurus tentang operator mesin 3D dari mulai perakitan proses cetak pemilihan, pembelian bahan, serta penelitian dan perkembangan untuk peningkatan kualitas produk.
Naufal menyampaikan, tantangan dalam pengembangan startup ini yakni karena tim memiliki latar belakang ilmu seperti elektro dan mesin sehingga pengetahuan tentang gigi itu minim.
Meski begitu, keempat mahasiswa ini mendapat bantuan dari dokter gigi yang memberikan transfer pengetahuan tentang alur kerja dari bisnis gigi tiruan.