Keren, Mahasiswa ITS Produksi Gigi Tiruan Berbasis 3D Printer

Selasa, 14 Juli 2020 - 10:41 WIB
loading...
Keren, Mahasiswa ITS Produksi Gigi Tiruan Berbasis 3D Printer
Mahasiswa ITS Produksi Gigi Tiruan Berbasis 3D Printer. Foto/SINDOnews/Aan Har
A A A
SURABAYA - Masalah gigi selalu menjadi persoalan unik. Salah satunya ketika seseorang mau melakukan restorasi gigi untuk bisa memaksimalkan fungsi dan penampilan.

Selama ini, mencari laboratorium gigi untuk restorasi gigi atau pengembalian bentuk gigi seperti semula selalu saja sulit. Banyak masyarakat mengeluh untuk mencari laboratorium yang tepat.

Untuk menjawab kebutuhan itu, empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah inovasi.

Melalui startup bernama 3Dentist, mereka membuat bisnis yang bergerak di bidang produksi gigi tiruan berbasis 3D printer.

Keempat mahasiswa itu adalah Naufal Prawironegoro, Hasan Basalamah, Dirvan Purnomo, dan Syarifatul Aisyah.

Mereka mengoptimalkan pengadaan gigi tiruan secara cepat dengan tetap dan memperhatikan keakuratan dari gigi tiruan yang dihasilkan.

Ketua Tim Naufal Prawironegoro menuturkan, 3Dentist merupakan bisnis yang menjual produk gigi tiruan dengan material porselen dan akrilik yang pembuatannya menggunakan teknologi berbasis 3D printer.

“Pemilihan nama 3Dentist ini dipilih dari 3D untuk mewakili 3D printer dan dentist untuk mewakili gigi,” kata Naufal, Selasa (14/7/2020).

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ini melanjutkan, awal mula pembuatan startup ini berasal dari tugas kuliah yang mengangkat permasalahan orang tuanya yang kesulitan mencari laboratorium gigi untuk restorasi gigi.

Sehingga terpikir untuk merealisasikan ide membuat startup yang bergerak di bidang produksi gigi tiruan yang dibuat dari 3D printer.

“Tentunya dengan harga yang jauh lebih murah dari teknologi sekarang ini dipakai yakni semi automatic CAD/CAM,” jelasnya.

Keunggulan yang ditawarkan 3Dentist adalah biaya produksi pembuatan gigi yang lebih murah, waktu pembuatannya yang cepat dengan hasil yang lebih rapi, presisi, dan akurat. Bahkan tingkat kedetailannya mencapai skala 10 mikron atau setara dengan 10^(-6) meter.

Naufal menambahkan, kalau menggunakan 3Dentist maka hasil yang didapatkan lebih cepat bahkan dalam hitungan jam saja.

“Karena jika dibandingkan dengan pembuatan secara manual di tekniker gigi itu bisa memakan waktu dalam hitungan hari dan harus sering melakukan kontrol ke dokter,” tuturnya.

Selain menggunakan material porselen dan akrilik, kata Naufal, ke depannya produk ini akan terus dikembangkan dengan menjual gigi tiruan menggunakan material lain.

Kemudian 3Dentist direncanakan juga akan menjual mesin 3D printer, menjual resin, serta membuka jasa maintenance dan perbaikan mesin 3D printer.

Untuk pengembangan startup, ungkap Naufal, yakni dengan membagi tugas antar tim inti untuk menangani tugas tertentu. Seperti ada mahasiswa yang berperan sebagai business development untuk mengurus klien dan relasi ke investor.

Ada hipster yang jago mendesain dari mulai media sosial, pitch deck, hingga proposal. Bagian teknis yang mengurus tentang operator mesin 3D dari mulai perakitan proses cetak pemilihan, pembelian bahan, serta penelitian dan perkembangan untuk peningkatan kualitas produk.

Naufal menyampaikan, tantangan dalam pengembangan startup ini yakni karena tim memiliki latar belakang ilmu seperti elektro dan mesin sehingga pengetahuan tentang gigi itu minim.

Meski begitu, keempat mahasiswa ini mendapat bantuan dari dokter gigi yang memberikan transfer pengetahuan tentang alur kerja dari bisnis gigi tiruan.

Kemudian untuk kendalanya yaitu setiap orang memiliki karakteristik gigi yang berbeda-beda. Karena masih belum banyak pengalaman, sehingga Naufal dan tim masih terus belajar tentang kondisi gigi yang dibutuhkan pasien.

“Mulai dari kekerasan tekstur gigi hingga pewarnaan yang sesuai,” jelasnya. (Baca juga: Viral, Oknum Perangkat Desa Jadi Komplotan Penipu Modus Gendam)

Untuk proses pembuatan gigi tiruan ini dimulai dengan memindai 3D lalu file yang didapatkan dikonversikan dalam format .stl. Kemudian diunggah ke mesin yang sudah siap untuk mencetak dengan bahan yang telah disiapkan seperti porselen.

Lalu mengatur pengaturan melalui software slicing 3D, jika sudah kemudian dicetak. "Setelah selesai, maka dilakukan finishing dengan menggunakan bahan cleansing," tandasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)