Misteri Lawang Bledeg Masjid Demak, Gambar Petir Tangkapan Ki Ageng Selo
Senin, 31 Oktober 2022 - 04:36 WIB
Bledeg (petir dalam bahasa Jawa) yang menggelegar, berhasil ditangkap Ki Ageng Selo di hadapan Sultan Demak, Raden Patah, dan para Wali Songo. Kemudian, Ki Ageng Selo diperintahkan oleh Raden Patah, untuk menggambar bledeg tersebut.
Karena sangat berbahaya, Ki Ageng Selo akhirnya menaruh bledeg tersebut di Alun-alun Demak, dan masyarakat dilarang untuk mendekat. Kemudian, Ki Ageng Selo mulai menggambar bentuk kepala bledeg tersebut.
Saat Ki Ageng Selo tengah menggambar kepala bledeg, tiba-tiba datang seorang wanita dan menyiram bledeg tersebut dengan air. Saat itu juga terjadilah letusan yang sangat besar. Bledeg dan wanita tersebut hilang seketika.
Sepenggal kisah tentang penangkapan bledeg oleh Ki Ageng Selo ini, termuat dalam laman pariwisata.demakkab.go.id. Disebutkan juga, pintu bledeg itu dijadikan Memet atau Candra sengkala berdirinya Masjid Agung Demak, yaitu "Naga mulat saliro wani" atau dibaca menjadi 1388 tahun Saka.
Pada tahun 1388 Saka itulah, diperkirakan Masjid Agung Demak didirikan. Berdirinya Masjid Agung Demak, sangat berkaitan dengan berdirinya Kesultanan Demak, yang dibangun Raden Patah, dengan dukungan Wali Songo.
Berdirinya Kesultanan Demak, juga menandai surutnya kekuasaan Majapahit. Kala itu, Raden Patah yang menjabat sebagai Adipati Demak, tak bisa menerima Kerajaan Majapahit, jatuh ke tangan Prabu Girindrawardhana dari Kediri. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu, dia menyerang Majapahit.
Raden Patah memiliki darah Majapahit. Ayahnya, adalah Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi, yakni raja terakhir Majapahit. Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak Bintara, pada tahun 1478 M, oleh Wali Songo, bertepatan pada waktu Majapahit jatuh di tangan Prabu Girindrawardhana.
Baca Juga
Karena sangat berbahaya, Ki Ageng Selo akhirnya menaruh bledeg tersebut di Alun-alun Demak, dan masyarakat dilarang untuk mendekat. Kemudian, Ki Ageng Selo mulai menggambar bentuk kepala bledeg tersebut.
Saat Ki Ageng Selo tengah menggambar kepala bledeg, tiba-tiba datang seorang wanita dan menyiram bledeg tersebut dengan air. Saat itu juga terjadilah letusan yang sangat besar. Bledeg dan wanita tersebut hilang seketika.
Sepenggal kisah tentang penangkapan bledeg oleh Ki Ageng Selo ini, termuat dalam laman pariwisata.demakkab.go.id. Disebutkan juga, pintu bledeg itu dijadikan Memet atau Candra sengkala berdirinya Masjid Agung Demak, yaitu "Naga mulat saliro wani" atau dibaca menjadi 1388 tahun Saka.
Pada tahun 1388 Saka itulah, diperkirakan Masjid Agung Demak didirikan. Berdirinya Masjid Agung Demak, sangat berkaitan dengan berdirinya Kesultanan Demak, yang dibangun Raden Patah, dengan dukungan Wali Songo.
Berdirinya Kesultanan Demak, juga menandai surutnya kekuasaan Majapahit. Kala itu, Raden Patah yang menjabat sebagai Adipati Demak, tak bisa menerima Kerajaan Majapahit, jatuh ke tangan Prabu Girindrawardhana dari Kediri. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu, dia menyerang Majapahit.
Raden Patah memiliki darah Majapahit. Ayahnya, adalah Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi, yakni raja terakhir Majapahit. Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak Bintara, pada tahun 1478 M, oleh Wali Songo, bertepatan pada waktu Majapahit jatuh di tangan Prabu Girindrawardhana.
tulis komentar anda