Misteri Bilik Gundik Perempuan dalam Kapal Kerajaan Sriwijaya
Jum'at, 07 Oktober 2022 - 05:40 WIB
Perkawinan antara perempuan-perempuan yang berasal dari salah satu wilayah bawahan Kedatuan Sriwijaya dengan laki-laki Madagaskar ini terjadi pada sekitar abad 9 hingga 11 masehi. Bagaimana jejak genetik bisa sampai ke wilayah terjauh di bagian barat Samudera Hindia, jawabannya adalah koloni dagang.
Jared Diamond, peneliti dan penulis sejarah peradaban manusia, mencatat fenomena ini sebagai "fakta tunggal paling memukau dari geografi manusia". Samudera sebagai penghubung perdagangan antara bangsa atau saat ini dikenal dengan istilah globalisasi telah berkembang bahkan sejak sebelum abad pertengahan.
Sementara dalam catatan pelaut Persia, Buzurg ibnu Syahriar tentang seribu perahu orang "Waqwaq" di perairan Afrika Timur dijelaskan oleh Denys Lombard dalam magnum opusnya Nusajawa Silang Benua, Jaringan Asia. Perahu-perahu ini dikatakan datang dari jarak yang memerlukan setahun pelayaran.
Barang-barang yang dicari orang-orang "Waqwaq" adalah barang-barang yang berharga bagi mereka dan bernilai tinggi untuk diekspor ke China. Barang-barang itu adalah gading, kulit kura-kura, kulit macan tutul, dan batu ambar.
Baca Juga
Tetapi yang paling berharga adalah budak Zanggi. Orang-orang Zanggi adalah komoditas paling berharga karena menurut ibnu Syahriar, mereka ini dengan mudah menanggung perbudakan, dan (terutama) karena kekuatan fisik mereka.
Sebagai timbal-baliknya apa yang dibawa oleh kapal-kapal Nusantara ini? Ibn Hurdadbeh mencatat berbagai komoditas sangat berharga yang hanya dihasilkan oleh kepulauan-kepulauan tropis seperti lidah buaya, kamper, cendana, gading atau cula, timah, kayu hitam, kayu Brazil (sengon), segala rempah dan bumbu.
SUMBER: Okezone/diolah dari berbagai sumber
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(nic)
tulis komentar anda