Hadiyatus Tsaniah, Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan Alumni Ponpes yang Getol Nonton Arema
Senin, 03 Oktober 2022 - 15:25 WIB
GRESIK - Tragedi Kanjuruhan Malang masih menyisahkan duka mendalam bagi keluarga, salah satunya dirasakan keluarga dan kerabat Hadiyatus Tsaniah, Aremanita asal Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik , Jawa Timur.
Dia adalah putri Sukardi warga Banyuurip. Usianya 24 tahun. Lulus program studi Fakultas Agama Islam (FAI) jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Universitas Islam Malang (Unisma). Program itu ditempuh hanya dengan tujuh semester. Masuk tahun 2016 dan lulus pertengahan 2020 lalu.
Berdasarkan lama Pendidikan yang ditempuh, Hadiyatus Tsaniah tergolong mahasiswa yang pintar. Bahkan, temannya, Rizki Adi Adha menyebut, dulu satu organisasi dengannya di Forum Mahasiswa Gresik (Formagres).
Bahkan, Rizki Adi Adha menambahkan, korban Hadiyatus Tsaniah dikenal dengan pribadi yang baik, suka menolong temannya. Tidak hanya itu, korban juga aktif di beberapa organisasi kepemudaan dan kampus.
“Dia satu kota asal Gresik dan satu kelompok saat maba. Itu awal saya kenal korban. Korban sebagai sekretaris pada organisasi tersebut, saya sebagai wakil ketuanya,” akunya, Minggu (2/10/2022).
Memang korban dari keluarga pendidik. Bapaknya guru di Pondok Pesantren Mambaul Ihsan Banyuurip, Ujungpangkah, Gresik. Juga mengajar di Lembaga Pendidikan Al Fattah dan di Ponpes Alkarimi Tebuwung Kecamatan Dukun, tepatnya di jenjang SMA. Dari segi keluarga, korban terdidik dengan baik dalam hal agama maupun pendidikan.
Meski lulus sejak 2020 lalu, alumnus Pondok Pesantren Mambaul Ihsan itu tidak balik ke desanya. Namun, tetap tinggal di Malang. Karena korban menjadi guru privat di Lembaga pendidikan dasar dan menengah.
Dia adalah putri Sukardi warga Banyuurip. Usianya 24 tahun. Lulus program studi Fakultas Agama Islam (FAI) jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Universitas Islam Malang (Unisma). Program itu ditempuh hanya dengan tujuh semester. Masuk tahun 2016 dan lulus pertengahan 2020 lalu.
Berdasarkan lama Pendidikan yang ditempuh, Hadiyatus Tsaniah tergolong mahasiswa yang pintar. Bahkan, temannya, Rizki Adi Adha menyebut, dulu satu organisasi dengannya di Forum Mahasiswa Gresik (Formagres).
Bahkan, Rizki Adi Adha menambahkan, korban Hadiyatus Tsaniah dikenal dengan pribadi yang baik, suka menolong temannya. Tidak hanya itu, korban juga aktif di beberapa organisasi kepemudaan dan kampus.
“Dia satu kota asal Gresik dan satu kelompok saat maba. Itu awal saya kenal korban. Korban sebagai sekretaris pada organisasi tersebut, saya sebagai wakil ketuanya,” akunya, Minggu (2/10/2022).
Memang korban dari keluarga pendidik. Bapaknya guru di Pondok Pesantren Mambaul Ihsan Banyuurip, Ujungpangkah, Gresik. Juga mengajar di Lembaga Pendidikan Al Fattah dan di Ponpes Alkarimi Tebuwung Kecamatan Dukun, tepatnya di jenjang SMA. Dari segi keluarga, korban terdidik dengan baik dalam hal agama maupun pendidikan.
Baca Juga
Meski lulus sejak 2020 lalu, alumnus Pondok Pesantren Mambaul Ihsan itu tidak balik ke desanya. Namun, tetap tinggal di Malang. Karena korban menjadi guru privat di Lembaga pendidikan dasar dan menengah.
tulis komentar anda