Kurang Gizi Akibat Kemiskinan Masih Jadi Ancaman di Pandeglang
Jum'at, 30 September 2022 - 10:37 WIB
"Sempat naik, tapi abis itu turun lagi karena pemberian makanan bergizi tidak dilakukan secara konsisten," katanya.
Ene menjelaskan bahwa selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.
"Kalau bisa mah kental manis itu jangan dikonsumsi gitu. Tapi ya yang namanya dia udah terbiasa minum kental manis ya minum kental manis aja nggak bisa digantikan yang lain," ujarnya.
Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5 persen bayi usia di bawah 5 tahun (Balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021.
Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi Balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8 persen pada tahun lalu. Tingginya angka stunting di Pandeglang ini disebabkan oleh tingkat ekonomi yang rendah.
Ene menjelaskan bahwa selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.
"Kalau bisa mah kental manis itu jangan dikonsumsi gitu. Tapi ya yang namanya dia udah terbiasa minum kental manis ya minum kental manis aja nggak bisa digantikan yang lain," ujarnya.
Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5 persen bayi usia di bawah 5 tahun (Balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021.
Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi Balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8 persen pada tahun lalu. Tingginya angka stunting di Pandeglang ini disebabkan oleh tingkat ekonomi yang rendah.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda