Awas! Gay Jadi Penyumbang Terbanyak Kasus HIV/AIDS di Kota Santri
Selasa, 20 September 2022 - 18:24 WIB
GRESIK - Kelompok gay, atau penyuka sesama laki-laki di Kabupaten Gresik, menjadi yang paling rentan untuk tertular HIV/AIDS. Bahkan, kelompok gay disebut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, sebagai penyumbang terbanyak kasus HIV/AIDS di Kota Santri.
Dari dana Dinkes Kabupaten Gresik, saat ini terjadi kenaikan penderita HIV/AIDS hingga 40 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan, dan membutuhkan penanganan intensif.
Pada tahun 2021, Dinkes Kabupaten Gresik mencatat, ada sebanyak 65 pasien HIV/AIDS. Jumlah tersebut naik menjadi 105 pasien HIV/AIDS hingga bulan Agustus 2022. Peningkatan jumlah pasien HIV/AIDS ini, didominasi kelompok gay.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Gresik, Puspitasari Whardani menyatakan, dari jumlah 105 tersebut, faktor risiko penularan yang paling banyak adalah lelaki suka lelaki (LSL) alias gay. "Yakni mencapai 46 persen," ungkapnya, Selasa (20/9/2022).
Sementara sisanya 54 persen, menurut Puspitasari, dipicu oleh berbagai macam faktor. Untuk faktor terbanyak kedua setelah LSL, adalah wanita Pekerja Seks Komersial (PSK), dan ketiga pasangan dari pasien positif HIV/AIDS.
Selanjutnya, faktor dari warga binaan pemasyarkatan (WBP) atau narapidana di lembaga pemasyarakatan. Ini ditemukan saat petugas puskesmas melaksanakan pemeriksaan di dalam lapas.
Dari 20 rumah sakit di Kabupaten Gresik, ada 11 rumah sakit yang bisa mendiagnosa HIV/AIDS. Yakni dua rumah sakit pemerintah, dan sembilan rumah sakit swasta serta 32 Puskesmas. Dari beberapa rumah sakit dan Puskesmas melakukan pemeriksaan secara aktif.
Sementara itu, Sektretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Gresik, Adi Yamanto menyatakan, kondisi itu cukup mengagetkan. Sebagai perwakilan lembaga yang bergerak dalam pencegahan HIV/AIDS, pihaknya bakal lebih aktif mendorong KPA untuk hadir.
"Diantaranya mengiatkan lagi sosialisasi pencegahan dan penbanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik. Juga menggandeng lembaga keagamaan untuk pencegahan LSL dan sejenisnya," pungkas Adi.
Dari dana Dinkes Kabupaten Gresik, saat ini terjadi kenaikan penderita HIV/AIDS hingga 40 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan, dan membutuhkan penanganan intensif.
Pada tahun 2021, Dinkes Kabupaten Gresik mencatat, ada sebanyak 65 pasien HIV/AIDS. Jumlah tersebut naik menjadi 105 pasien HIV/AIDS hingga bulan Agustus 2022. Peningkatan jumlah pasien HIV/AIDS ini, didominasi kelompok gay.
Baca Juga
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Gresik, Puspitasari Whardani menyatakan, dari jumlah 105 tersebut, faktor risiko penularan yang paling banyak adalah lelaki suka lelaki (LSL) alias gay. "Yakni mencapai 46 persen," ungkapnya, Selasa (20/9/2022).
Sementara sisanya 54 persen, menurut Puspitasari, dipicu oleh berbagai macam faktor. Untuk faktor terbanyak kedua setelah LSL, adalah wanita Pekerja Seks Komersial (PSK), dan ketiga pasangan dari pasien positif HIV/AIDS.
Selanjutnya, faktor dari warga binaan pemasyarkatan (WBP) atau narapidana di lembaga pemasyarakatan. Ini ditemukan saat petugas puskesmas melaksanakan pemeriksaan di dalam lapas.
Dari 20 rumah sakit di Kabupaten Gresik, ada 11 rumah sakit yang bisa mendiagnosa HIV/AIDS. Yakni dua rumah sakit pemerintah, dan sembilan rumah sakit swasta serta 32 Puskesmas. Dari beberapa rumah sakit dan Puskesmas melakukan pemeriksaan secara aktif.
Sementara itu, Sektretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Gresik, Adi Yamanto menyatakan, kondisi itu cukup mengagetkan. Sebagai perwakilan lembaga yang bergerak dalam pencegahan HIV/AIDS, pihaknya bakal lebih aktif mendorong KPA untuk hadir.
"Diantaranya mengiatkan lagi sosialisasi pencegahan dan penbanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik. Juga menggandeng lembaga keagamaan untuk pencegahan LSL dan sejenisnya," pungkas Adi.
(eyt)
tulis komentar anda