Bangkit dari Pandemi Covid-19, Pagelaran Seni Santri Pukau Ribuan Warga Sragen
Selasa, 30 Agustus 2022 - 09:15 WIB
Menurutnya, perkembangan teknologi dan globalisasi serta arus media digital yang kuat turut mempengaruhi punahnya kesenian tradisional sebagai kearifan lokal. Oleh karena itu, generasi muda, termasuk santri-santri harus terus ikut melestarikan dan mengembangkan kesenian dan tradisi budaya bangsa.
Dia mengatakan, pagelaran seni santri ini merupakan salah satu momentum untuk menegaskan kembali pentingnya menjaga budaya lokal bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai Pancasila. Berbagai budaya lokal berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan jati diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.
Budayawan Moh Bahrul Mustawa mengatakan kesenian tradisional mempunyai rasa toleransi dan pemersatu bangsa. Pertunjukan kesenian memiliki makna positif dan wujud dari Pancasila, nilai yang terkandung dalam kesenian yang sebetulnya luar biasa.
Dia mengapresiasi langkah DPRD Jateng yang terus mendorong para seniman tetap berkreasi dan ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan menggelar pementasan.
“Kesenian tradisional itu sejak dulu sudah menyatu dalam diri ponpes, bahkan untuk menyampaikan pesan-pesan positif banyak dilakukan melalui pagelaran seni santri seperti saat ini,” katanya.
Pagelaran seni santri ini, lanjutnya, merupakan yang keenam diselenggarakan Ponpes Walisongo, yang sempat terhenti akibat pandemi. Kesenian tradisional, tutur Gus Mustawa, kini sudah masuk kurikulum pelajaran Ponpes Walisongo.
Pemerhati Seni Orlando mengatakan, kesenian tradisional harus tetap hidup, dan berkembang dengan menyesuaikan kemajuan teknologi.
“Kesenian tradisional tetap terus berkreasi dan dilestarikan dengan menggelar pementasan. Bahkan penggemarnya masih banyak. Contohnya Tari Kecak Bali hingga saat ini semakin diminati para wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Dia mengatakan, pagelaran seni santri ini merupakan salah satu momentum untuk menegaskan kembali pentingnya menjaga budaya lokal bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai Pancasila. Berbagai budaya lokal berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan jati diri bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.
Budayawan Moh Bahrul Mustawa mengatakan kesenian tradisional mempunyai rasa toleransi dan pemersatu bangsa. Pertunjukan kesenian memiliki makna positif dan wujud dari Pancasila, nilai yang terkandung dalam kesenian yang sebetulnya luar biasa.
Dia mengapresiasi langkah DPRD Jateng yang terus mendorong para seniman tetap berkreasi dan ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan menggelar pementasan.
“Kesenian tradisional itu sejak dulu sudah menyatu dalam diri ponpes, bahkan untuk menyampaikan pesan-pesan positif banyak dilakukan melalui pagelaran seni santri seperti saat ini,” katanya.
Pagelaran seni santri ini, lanjutnya, merupakan yang keenam diselenggarakan Ponpes Walisongo, yang sempat terhenti akibat pandemi. Kesenian tradisional, tutur Gus Mustawa, kini sudah masuk kurikulum pelajaran Ponpes Walisongo.
Pemerhati Seni Orlando mengatakan, kesenian tradisional harus tetap hidup, dan berkembang dengan menyesuaikan kemajuan teknologi.
“Kesenian tradisional tetap terus berkreasi dan dilestarikan dengan menggelar pementasan. Bahkan penggemarnya masih banyak. Contohnya Tari Kecak Bali hingga saat ini semakin diminati para wisatawan mancanegara,” ujarnya.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda