Tok! Pengadilan Negeri Surabaya Vonis Mati 2 Pengedar Sabu 43,4 Kg
Kamis, 07 Juli 2022 - 20:32 WIB
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Febrian Dirgantara dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya menuntut terdakwa Dwi Vibbi Mahendra dan Ikhsan Fatriana dengan tuntutan pidana mati.
Tuntutan itu lantaran kedua terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana dan pemufakatan jahat dalam jual beli narkotika sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Penangkapan terhadap kedua terdakwa bermula saat para terdakwa melakukan perjalanan mengambil dan mengantar narkoba sejak 14 Desember 2021. Mereka melakukan perjalanan itu atas perintah Joko dan Zoa-Zoa yang berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang), yakni dari Bandung hingga Bandar Lampung.
Saat berada di sebuah hotel di Kota Bandar Lampung pada Selasa (11/1/2022), petugas dari Polrestabes Surabaya berhasil menangkap keduanya.
Polisi yang melakukan penggeledahan berhasil menemukan barang bukti 2 koper warna biru berisi 20 bungkus teh cina warna hijau berisi sabu seberat 20.673 gram dan 22 bungkus teh China warna hijau berisi sabu 22.738 gram. Sehingga total sabu yang ditemukan seberat 43,4 kg.
Diketahui, selama berdinas di PN Surabaya, hakim Martin Ginting banyak menangani dan memutus perkara yang perhatian publik dan dikuatkan dengan putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA). Antara lain, putusan perkara perdata antara Budi Said dengan PT Antam terkait sengketa emas 1,1 ton.
Putusan hakim Ginting yang mengabulkan gugatan Budi Said sempat dibatalkan Pengadilan Tinggi Surabaya. Di tingkat kasasi, MA menguatkan putusan Martin dengan menolak kasasi PT Antam.
Selain itu, putusan perkara pidana dengan terdakwa pendeta Hanny Layantara. Vonis Ginting dikuatkan MA saat Hanny menempuh upaya kasasi dengan menjatuhkan pidana 11 tahun penjara.
Tuntutan itu lantaran kedua terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana dan pemufakatan jahat dalam jual beli narkotika sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Penangkapan terhadap kedua terdakwa bermula saat para terdakwa melakukan perjalanan mengambil dan mengantar narkoba sejak 14 Desember 2021. Mereka melakukan perjalanan itu atas perintah Joko dan Zoa-Zoa yang berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang), yakni dari Bandung hingga Bandar Lampung.
Saat berada di sebuah hotel di Kota Bandar Lampung pada Selasa (11/1/2022), petugas dari Polrestabes Surabaya berhasil menangkap keduanya.
Polisi yang melakukan penggeledahan berhasil menemukan barang bukti 2 koper warna biru berisi 20 bungkus teh cina warna hijau berisi sabu seberat 20.673 gram dan 22 bungkus teh China warna hijau berisi sabu 22.738 gram. Sehingga total sabu yang ditemukan seberat 43,4 kg.
Diketahui, selama berdinas di PN Surabaya, hakim Martin Ginting banyak menangani dan memutus perkara yang perhatian publik dan dikuatkan dengan putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA). Antara lain, putusan perkara perdata antara Budi Said dengan PT Antam terkait sengketa emas 1,1 ton.
Putusan hakim Ginting yang mengabulkan gugatan Budi Said sempat dibatalkan Pengadilan Tinggi Surabaya. Di tingkat kasasi, MA menguatkan putusan Martin dengan menolak kasasi PT Antam.
Selain itu, putusan perkara pidana dengan terdakwa pendeta Hanny Layantara. Vonis Ginting dikuatkan MA saat Hanny menempuh upaya kasasi dengan menjatuhkan pidana 11 tahun penjara.
(shf)
tulis komentar anda