Gawat! Populasi Hiu Tikus di Perairan Alor Turun 80 Persen, Konservasi Mendesak Dilakukan
Kamis, 14 April 2022 - 12:55 WIB
“Di Malapascua, Filipina, Hiu Tikus menjadi ekoturisme yaitu penggerak ekonomi komunitas lokal. Jika dihitung, kegiatan itu bisa memberikan pemasukan Rp180 miliar per tahun," katanya.
Dewi menyatakan sejumlah site Hiu Tikus di Alor mempunyai potensi besar untuk dikelola menjadi ekoturisme, khususnya wisata selam karena, dari segi habitat dan jumlah populasinya masih cukup baik.
"Jika kepedulian sudah tumbuh, upaya konservasi hingga kegiatan ekoturisme akan mudah dilakukan”, jelas Dewi.
Berdasarkan paparan yang disampaikan Thresher Shark Indonesia, saat ini nelayan telah berkomitmen untuk berhenti menangkap Hiu Tikus dengan mendapatkan pendampingan pengembangan pendapatan alternatif.
Opsi pendapatan alternatif saat ini yang sedang diuji coba antara lain tuna sirip kuning skala kecil, kakap merah dan kerapu, dan usaha darat seperti bengke dan ayam petelur serta pengembangan pariwisata.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Alor, Marcelsius Bayo Bili, mengungkapkan bahwa Dispar Alor sangat mendukung upaya konservasi tersebut dan berharap agar berbagai upaya yang diinisiasi dari pihak-pihak terkait dapat berjalan dengan baik.
“Kami sangat mendukung upaya konservasi hiu tikus yang dilakukan oleh Tresher Shark Indonesia di wilayah perairan Kabupaten Alor. Oleh karena kelangkaan dan daya tarik yang dimiliki, maka keberadaan hiu tikus dapat semakin memperkaya daya tarik wisata bahari," ujarnya.
Sehingga akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. "Untuk itu kami berharap agar upaya konservasi dan pelestarian Hiu Tikus dapat terlaksana secara baik,” tandas Marcelsius.
Dewi menyatakan sejumlah site Hiu Tikus di Alor mempunyai potensi besar untuk dikelola menjadi ekoturisme, khususnya wisata selam karena, dari segi habitat dan jumlah populasinya masih cukup baik.
"Jika kepedulian sudah tumbuh, upaya konservasi hingga kegiatan ekoturisme akan mudah dilakukan”, jelas Dewi.
Berdasarkan paparan yang disampaikan Thresher Shark Indonesia, saat ini nelayan telah berkomitmen untuk berhenti menangkap Hiu Tikus dengan mendapatkan pendampingan pengembangan pendapatan alternatif.
Opsi pendapatan alternatif saat ini yang sedang diuji coba antara lain tuna sirip kuning skala kecil, kakap merah dan kerapu, dan usaha darat seperti bengke dan ayam petelur serta pengembangan pariwisata.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Alor, Marcelsius Bayo Bili, mengungkapkan bahwa Dispar Alor sangat mendukung upaya konservasi tersebut dan berharap agar berbagai upaya yang diinisiasi dari pihak-pihak terkait dapat berjalan dengan baik.
“Kami sangat mendukung upaya konservasi hiu tikus yang dilakukan oleh Tresher Shark Indonesia di wilayah perairan Kabupaten Alor. Oleh karena kelangkaan dan daya tarik yang dimiliki, maka keberadaan hiu tikus dapat semakin memperkaya daya tarik wisata bahari," ujarnya.
Sehingga akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. "Untuk itu kami berharap agar upaya konservasi dan pelestarian Hiu Tikus dapat terlaksana secara baik,” tandas Marcelsius.
(shf)
tulis komentar anda