Riwayat Pemberontakan Ronggo Prawirodirjo III yang Mengilhami Perang Jawa

Sabtu, 09 April 2022 - 05:05 WIB
Raden Ronggo lalu mendeklarasikan dirinya sebagai Ratu Adil yang mengayomi semua korban kekejaman dan ketidakadilan Belanda. Dalam hal ini, dia berhasil menarik golongan Tionghoa ke dalam barisannya.

Komunitas-komunitas Tionghoa peranakan yang kaya di Lasem, Tuban, dan Sidayu diajaknya bergabung. Dia berharap, dapat bantuan logistik untuk melancarkan serangan terhadap garnisun Belanda di sepanjang Rembang-Surabaya.

Meski demikian, dukungan paling kuat terhadap perlawanan Raden Ronggo justru berasal dari golongan Muslim Jawa.

Pemberontakan Raden Ronggo juga dinilai memiliki arti penting paham mesianis Jawa yang menjadi cikal bakal ciri-ciri perlawanan Diponegoro. Perjuangan Raden Ronggo membangkitkan kesadaran banyak penguasa di Jawa.



Meski demikian, pemberontakan ini tetap gagal menyatukan kembali kerjasama antara Jogjakarta dengan Solo.

Deandels memang tidak tidak bisa dianggap remeh. Gerakannya sangat cepat. Dia terus mengejar pasukan Raden Ronggo tanpa henti. Namun, dengan gagah berani, Raden Ronggo terus melakukan perlawanan.

Dalam pertempuran penghabisan, di tepi Bengawan Solo, sebagian besar pasukan Raden Ronggo telah berhasil dipukul mundur, dan lari ke dalam hutan. Saat itu, dia bertemu seorang Bupati Jogja yang berada di pasukan Leberveld.

Setelah sempat tembak menembak, Bupati itu bertanya, apa yang diinginkan Raden Ronggo. Dijawab, bahwa dia tidak ingin menyusahkan orang Jawa, tetapi ingin membunuh siapa saja yang jadi beban orang Jawa dan Tionghoa.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More