Terobos Antrean Minyak Goreng, Puluhan Emak-emak di Palu Nyaris Ricuh
Rabu, 06 April 2022 - 20:45 WIB
PALU - Puluhan emak-emak dan bapak- bapak rela berjam-jam antre minyak goreng curah di Kota Palu , Sulteng yang disuplai dari Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Bahkan, antrean sempat ricuh setelah beberapa emak-emak menerobos antrean yang diberikan panitia.
Antusiasnya warga mengantre minyak goreng curah karena harga yang semakin tinggi di pasar- pasar tradisional.
Hal itu juga yang membuat pemerintah bersama agen dari Pasangkayu masuk ke Kota Palu untuk mencukupi kebutuhan emak-emak selama bulan Ramadhan ini.
“Minyak goreng curah yang dibawa Insya Allah bisa mencukupi kebutuhan di Kota Palu, karena stok yang dibawa sebanyak 9 ton,” kata agen minyak goreng, Aglin.
Sementara, Tuty warga yang mengantre mengatakan, meski antre berjam- jam dirinya bisa dapat sebanyak 18 liter minyak goreng curah.
Begitu pun Eddy, dia bisa mendapatkan sebanyak 20 liter minyak dengan harga Rp14 ribu per liter. “Ini sangat jauh dari harga di pasar,” ujar Tuty.
Dari pantauan di lapangan, salah seorang ibu rumah tangga, sempat aduh mulut dengan ibu lainnya karena tidak mengikuti antre yang disiapkan panitia.
Bukan hanya itu, warga tak lagi patuhi protokol kesehatan untuk mendapatkan minya goreng di bawa harga.
Bahkan, antrean sempat ricuh setelah beberapa emak-emak menerobos antrean yang diberikan panitia.
Antusiasnya warga mengantre minyak goreng curah karena harga yang semakin tinggi di pasar- pasar tradisional.
Hal itu juga yang membuat pemerintah bersama agen dari Pasangkayu masuk ke Kota Palu untuk mencukupi kebutuhan emak-emak selama bulan Ramadhan ini.
“Minyak goreng curah yang dibawa Insya Allah bisa mencukupi kebutuhan di Kota Palu, karena stok yang dibawa sebanyak 9 ton,” kata agen minyak goreng, Aglin.
Sementara, Tuty warga yang mengantre mengatakan, meski antre berjam- jam dirinya bisa dapat sebanyak 18 liter minyak goreng curah.
Baca Juga
Begitu pun Eddy, dia bisa mendapatkan sebanyak 20 liter minyak dengan harga Rp14 ribu per liter. “Ini sangat jauh dari harga di pasar,” ujar Tuty.
Dari pantauan di lapangan, salah seorang ibu rumah tangga, sempat aduh mulut dengan ibu lainnya karena tidak mengikuti antre yang disiapkan panitia.
Bukan hanya itu, warga tak lagi patuhi protokol kesehatan untuk mendapatkan minya goreng di bawa harga.
(nic)
tulis komentar anda