Buang Air Besar Sembarangan Masih jadi Problem di Natuna
Rabu, 23 Maret 2022 - 12:53 WIB
NATUNA - Persoalan Buang Air Besar (BAB) sembarangan, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Natuna. Sanitasi yang layak bagi masyarakat, belum sepenuhnya mampu tersedia di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Natuna, Mustafa menegaskan, program sanitasi di Kabupaten Natuna, masih terkendala dengan adanya kebiasaan BAB secara sembarangan.
Peran serta masyarakat untuk menekan kebiasaan BAB sembarang, sangat diharapkan. Mengingat persoalan ini, tidak mungkin ditangani hanya oleh pemerintah. "Kebiasaan BAB sembarangan akan susah diatasi. Saya rasa ini yang jadi kendala utama program ini," ujar Mustafa.
Kebiasaan BAB sembarangan ini, disebabkan oleh banyaknya pemukiman penduduk yang berada di atas laut, sehingga model pemukiman tersebut dapat mencemari lingkungan di wilayah pesisir dan laut.
Pemerintah pusat dan Pemprov Kepulauan Riau, juga diharapkan membantu alokasi anggaran untuk penyediaan sanitasi yang layak untuk masyarakat, demi menekan pencemaran lingkungan. "Sebab tanpa keterlibatan pusat dan provinsi, program ini tidak akan dapat tercapai sesuai harapan," kata Mustafa.
Pemkab Natuna menargetkan, kesehatan dan kebersihan lingkungan sebagai skala prioritas pada tahun 2023 mendatang. Strategi ini akan dijalani dengan berbagai pelaksanaan teknis, salah satunya melalui program kegiatan sanitasi tersebut.
Progam kesehatan dan kebersihan lingkungan akan ditempuh sepenuhnya, meskipun pada pelaksanaanya akan berlangsung secara bertahap, sesuai dengan kemampuan anggaran pemerintah daerah. Program kegiatan ini selaras dengan program pemerintah pusat dan Pemprov Kepulauan Riau, di mana sanitasi merupakan salah satu program unggulan.
Sanitasi mengacu pada kondisi kesehatan masyarakat, yang berkaitan dengan air minum bersih dan pengolahan serta pembuangan kotoran manusia. Kondisi lingkungan di Natuna, memerlukan sentuhan program yang sama sehingga kesehatan dan kebersihan lingkungan dapat terjamin.
"Oleh karena itu kami bergembira, karena telah ada rencana dari Kementerian PUPR untuk merelokasi rumah penduduk yang berada di atas sungai, meskipun akan dilaksanakan secara bertahap," ucap Mustafa.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Natuna, Mustafa menegaskan, program sanitasi di Kabupaten Natuna, masih terkendala dengan adanya kebiasaan BAB secara sembarangan.
Peran serta masyarakat untuk menekan kebiasaan BAB sembarang, sangat diharapkan. Mengingat persoalan ini, tidak mungkin ditangani hanya oleh pemerintah. "Kebiasaan BAB sembarangan akan susah diatasi. Saya rasa ini yang jadi kendala utama program ini," ujar Mustafa.
Baca Juga
Kebiasaan BAB sembarangan ini, disebabkan oleh banyaknya pemukiman penduduk yang berada di atas laut, sehingga model pemukiman tersebut dapat mencemari lingkungan di wilayah pesisir dan laut.
Pemerintah pusat dan Pemprov Kepulauan Riau, juga diharapkan membantu alokasi anggaran untuk penyediaan sanitasi yang layak untuk masyarakat, demi menekan pencemaran lingkungan. "Sebab tanpa keterlibatan pusat dan provinsi, program ini tidak akan dapat tercapai sesuai harapan," kata Mustafa.
Pemkab Natuna menargetkan, kesehatan dan kebersihan lingkungan sebagai skala prioritas pada tahun 2023 mendatang. Strategi ini akan dijalani dengan berbagai pelaksanaan teknis, salah satunya melalui program kegiatan sanitasi tersebut.
Baca Juga
Progam kesehatan dan kebersihan lingkungan akan ditempuh sepenuhnya, meskipun pada pelaksanaanya akan berlangsung secara bertahap, sesuai dengan kemampuan anggaran pemerintah daerah. Program kegiatan ini selaras dengan program pemerintah pusat dan Pemprov Kepulauan Riau, di mana sanitasi merupakan salah satu program unggulan.
Sanitasi mengacu pada kondisi kesehatan masyarakat, yang berkaitan dengan air minum bersih dan pengolahan serta pembuangan kotoran manusia. Kondisi lingkungan di Natuna, memerlukan sentuhan program yang sama sehingga kesehatan dan kebersihan lingkungan dapat terjamin.
"Oleh karena itu kami bergembira, karena telah ada rencana dari Kementerian PUPR untuk merelokasi rumah penduduk yang berada di atas sungai, meskipun akan dilaksanakan secara bertahap," ucap Mustafa.
(eyt)
tulis komentar anda