Sudah Lapuk, Jembatan Penghubung 4 Dusun di Sukabumi Ini Belum Juga Diperbaiki
Kamis, 24 Februari 2022 - 16:45 WIB
SUKABUMI - Jembatan gantung yang melintasi Sungai Cibugel di Kampung Lingkungsari RT 04/04, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sangat mengkhawatirkan. Meski jembatan yang dibangun tahun 1987 silam dengan panjang 60 meter dan lebar 170 centimeter itu sudah lapuk, namun belum juga diperbaiki.
Founder Yayasan Gerak Sehati, Andri Kurniawan kepada MNC Portal Indonesia mengatakan, jembatan yang menghubungkan empat dusun di wilayah desa tersebut merupakan akses vital warga menuju tempat publik, seperti Puskesmas, sekolah, pasar dan area publik lainnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan asessment melalui tim relawan ke lapangan, karena kita mendapatkan informasi dari media sosial bahwa ada jembatan di kampung tersebut yang kondisinya sangat mengkhawatirkan.
"Karena jembatan tersebut digunakan empat dusun di wilayah tersebut dan hanya itu akses jembatan yang bisa dilintasi. Iya, kurang lebih ada 7.000 jiwa yang menggunakan jembatan itu," ujar Andri, Kamis (24/2/2022).
Sejak melalukan asessment ke lokasi, sambung Andri, sampai saat pihaknya terus berkomunikasi dengan masyarakat dan mereka meminta percepatan untuk pembangunan jembatan tersebut.
"Kami dari Yayasan Sehati masih terus berikhtiar untuk mengajak beberapa mitra kami dan mudah-mudahan juga ada perusahaan yang memiliki dana CSR bisa dialihkan atau ditarik untuk pembangunan jembatan tersebut," ungkapnya.
Kini jembatan yang dibangun sekitar tahun 1987 silam tersebut, kondisinya sudah lapuk dan banyak badan jembatan yang berbolong, karena alas jembatan tersebut menggunakan potongan kayu bekas, sehingga cepat rusak.
"Iya, kita lihat juga pengikat jembatan itu tidak menggunakan sling dan itu hanya diikatkan manual biasa. Bahkan informasi dari tim, ada sekitar dua pekan terkahir ada warga yang jatuh ke sungai tersebut dengan motornya," tandasnya.
Founder Yayasan Gerak Sehati, Andri Kurniawan kepada MNC Portal Indonesia mengatakan, jembatan yang menghubungkan empat dusun di wilayah desa tersebut merupakan akses vital warga menuju tempat publik, seperti Puskesmas, sekolah, pasar dan area publik lainnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan asessment melalui tim relawan ke lapangan, karena kita mendapatkan informasi dari media sosial bahwa ada jembatan di kampung tersebut yang kondisinya sangat mengkhawatirkan.
"Karena jembatan tersebut digunakan empat dusun di wilayah tersebut dan hanya itu akses jembatan yang bisa dilintasi. Iya, kurang lebih ada 7.000 jiwa yang menggunakan jembatan itu," ujar Andri, Kamis (24/2/2022).
Sejak melalukan asessment ke lokasi, sambung Andri, sampai saat pihaknya terus berkomunikasi dengan masyarakat dan mereka meminta percepatan untuk pembangunan jembatan tersebut.
"Kami dari Yayasan Sehati masih terus berikhtiar untuk mengajak beberapa mitra kami dan mudah-mudahan juga ada perusahaan yang memiliki dana CSR bisa dialihkan atau ditarik untuk pembangunan jembatan tersebut," ungkapnya.
Kini jembatan yang dibangun sekitar tahun 1987 silam tersebut, kondisinya sudah lapuk dan banyak badan jembatan yang berbolong, karena alas jembatan tersebut menggunakan potongan kayu bekas, sehingga cepat rusak.
"Iya, kita lihat juga pengikat jembatan itu tidak menggunakan sling dan itu hanya diikatkan manual biasa. Bahkan informasi dari tim, ada sekitar dua pekan terkahir ada warga yang jatuh ke sungai tersebut dengan motornya," tandasnya.
(don)
tulis komentar anda