Merinding, Upacara Bersih Darah Dayak Menumpas Tentara Belanda dan Jepang
Sabtu, 29 Januari 2022 - 07:07 WIB
Dengan persenjataan lengkap dan modern, tentara Jepang masuk ke dalam pedalaman hutan Kalbar. Saat itu, pekik perang sudah menggema. Seruan untuk berperang ini disambut dengan darah mendidih oleh suku Dayak.
Semua suku telah datang berkumpul, mulai dari Iban, Sungkung, Seribas, Kantuk, Punan, Bukat dan lainnya. Mereka telah menyiapkan siasat menumpas habis musuh dengan sandi perang darah pembersihan atau air yang dibersihkan.
Menghadapi sumpit beracun dan mandau orang Dayak perdalaman, tentara Jepang berhasil ditekuk ditumpas habis.
Sejumlah tokoh yang berjasa dalam peristiwa itu terdiri dari Pangsuma, Pang Dandan, dan Pang Solang. Kemudian ada Panglima Kilat dari Tanah Jangkang. Panglima ini memiliki ilmu sakti dan sangat tangguh di medan perang.
Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi hari ini ditutup, semoga memberikan manfaat. Kritik dan saran atas ulasan ini sangat diharapkan penulis.
Sumber tulisan:
1. Pulus Ngau; Zakeus Daeng Lio, Etnografi Dayak Punan, Samarinda: Yayasan Mitra Kasih, Juli 2020.
2. R. Masri Sareb Putra, Dayak Djongkang, An1mage, 2017.
Semua suku telah datang berkumpul, mulai dari Iban, Sungkung, Seribas, Kantuk, Punan, Bukat dan lainnya. Mereka telah menyiapkan siasat menumpas habis musuh dengan sandi perang darah pembersihan atau air yang dibersihkan.
Menghadapi sumpit beracun dan mandau orang Dayak perdalaman, tentara Jepang berhasil ditekuk ditumpas habis.
Sejumlah tokoh yang berjasa dalam peristiwa itu terdiri dari Pangsuma, Pang Dandan, dan Pang Solang. Kemudian ada Panglima Kilat dari Tanah Jangkang. Panglima ini memiliki ilmu sakti dan sangat tangguh di medan perang.
Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi hari ini ditutup, semoga memberikan manfaat. Kritik dan saran atas ulasan ini sangat diharapkan penulis.
Sumber tulisan:
1. Pulus Ngau; Zakeus Daeng Lio, Etnografi Dayak Punan, Samarinda: Yayasan Mitra Kasih, Juli 2020.
2. R. Masri Sareb Putra, Dayak Djongkang, An1mage, 2017.
(hsk)
tulis komentar anda