Kisah Tragis Warga Desa Miliarder di Tuban, Kini untuk Makan Terpaksa Harus Jual Sapi

Selasa, 25 Januari 2022 - 14:38 WIB
Warga desa miliarder di Kabupaten Tuban, yang sempat viral, kini nasibnya tragis karena tak ada pekerjaan dan tak memiliki tanah garapan. Foto/iNews TV/Pipiet Wibawanto
TUBAN - Bak cerita dongeng yang berakhir tragis. Hal ini terjadi pada warga desa miliarder di Kabupaten Tuban. Usai menggemparkan media sosial, dengan aksi borong mobil mewah usai sawah dan kebun mereka terjual untuk kilang minyak, kini mereka jatuh miskin.



Tragisnya lagi, warga desa miliarder yang sudah kehilangan sawah dan ladangnya tersebut, tak juga mendapatkan pekerjaan di kilang minyak. Bahkan, mereka sempat melakukan aksi unjuk rasa, dan mengungkapkan penyesalannya telah menjual sawah ladangnya untuk kilang minyak.



Warga yang berada di ring satu pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban, menuntut pekerjaan yang dahulu sempat dijanjikan. Kini banyak warga desa miliarder yang menganggur, karena lahannya telah habis untuk lokasi pembangunan kilang minyak.



Kisah tragis itu salah satunya diungkapkan warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Musanam (40). Rumahnya memang telah dibangun dengan mewah, namun dia tak lagi bahagia. Sebab uang hasil penjualan rumah dan lahan tegal yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak, kini hanya cukup untuk kembali membangun rumah barunya.

Uang ratusan juta yang didapatkan dari pembayaran pembebasan lahan dan bangunan rumahnya yang lama, kini tak bersisa lagi. Setiap hari Musanam hanya mencari rumput untuk tiga ekor sapinya. "Tiga sapi lainnya sudah saya jual untuk makan sekeluarga," terangnya dengan nada pilu.



Musanam mengaku menyesal menjual tanahnya di sekitar kilang minyak Tuban, karena dahulu dia setiap hari bisa mengunjungi lahannya untuk bercocok tanam. Kini, setelah lahan dan rumahnya tergusur proyek pembangunan kilang minyak, dia tak punya lahan lagi untuk bercocok tanam.

Dia dan keluarganya telah menempati rumah baru, yang masih terletak dalam satu desa dengan rumahnya dahulu. Masih diingatnya kala itu, tanahnya dibebaskan dengan harga Rp1 juta per meter persegi, dan dibayar lunas pada tahun 2020.

Uang itu, lantas dipakai membangun rumah barunya yang kini ditempatinya bersama istrinya, Suti. Sedangkan anaknya, Anis, yang dahulu dijanjikan pekerjaan di kilang minyak tersebut, hingga kini janji itu tak kunjung mendapat jawaban.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content