Tegaskan Pulau Karang Singa Milik Indonesia, Mendagri: Kita Tak Boleh Lengah
Jum'at, 14 Januari 2022 - 06:10 WIB
BATAM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian meninjau langsung Pulau Karang Singa, Kepulauan Riau ( Kepri ) yang merupakan perbatasan wilayah antara Indonesia-Malaysia dan Singapura, Kamis (13/1/2022).
Dalam kunjungannya, Mendagri didampingi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad serta jajaran jepala Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) beserta rombongan, menggunakan kapal KN. Nipah melalui Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
Mendagri Tito Karnavian menyebutkan, kunjungannya itu sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena pulau terdepan ini sempat diklaim negara Malaysia masuk ke wikayah teritorial negara mereka.
Mendagri usai mengunjungi Pulau Karang Singa mengatakan, kunjungannya merupakan upaya mengamankan wilayah kedaulatan NKRI.
"Kita ini, Kepri, berada di jalur wilayah terpenting di Indonesia. Berbatasan langsung dengan jalur perdagangan dunia. Jalur yang menghubungkan Asia, Amerika, Australia dan sebagainya. Hanya ada 3 negara yang berada di selat Malaka, yakni Malaysia, Indonesia dan Singapura, dan kita adalah yang terbesar,” kata Tito.
Tito juga menegaskan jika yang dia lakukan merupakan untuk kepentingan bangsa Indonesia dalam menjaga aset bangsa. Sehingga tidak boleh lengah.
Dalam kunjungannya, Mendagri didampingi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad serta jajaran jepala Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) beserta rombongan, menggunakan kapal KN. Nipah melalui Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
Mendagri Tito Karnavian menyebutkan, kunjungannya itu sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena pulau terdepan ini sempat diklaim negara Malaysia masuk ke wikayah teritorial negara mereka.
Mendagri usai mengunjungi Pulau Karang Singa mengatakan, kunjungannya merupakan upaya mengamankan wilayah kedaulatan NKRI.
"Kita ini, Kepri, berada di jalur wilayah terpenting di Indonesia. Berbatasan langsung dengan jalur perdagangan dunia. Jalur yang menghubungkan Asia, Amerika, Australia dan sebagainya. Hanya ada 3 negara yang berada di selat Malaka, yakni Malaysia, Indonesia dan Singapura, dan kita adalah yang terbesar,” kata Tito.
Tito juga menegaskan jika yang dia lakukan merupakan untuk kepentingan bangsa Indonesia dalam menjaga aset bangsa. Sehingga tidak boleh lengah.
tulis komentar anda