Karomah Kiai Abbas Buntet, Jatuhkan Pesawat Inggris dengan Doa di Pertempuran 10 November
Rabu, 10 November 2021 - 08:23 WIB
Dia mengadahkan kedua tangannya ke langit, dan keajaiban terjadi. Beribu-ribu talu (penumbuk padi) dan lesung (tempat padi saat ditumbuk) dari rumah-rumah rakyat berhamburan terbang menerjang serdadu–serdadu Belanda.
Suaranya tampak bergemuruh bagaikan air bah, sehingga Belanda kewalahan dan mundur ke kapal induk mereka. Tidak lama kemudian, pihak sekutu mengirim pesawat bomber Hercules. Akan tetapi pesawat itu tiba-tiba meledak di udara.
Beberapa pesawat sekutu berturut-turut datang lagi dengan maksud menjatuhkan bom-bom untuk menghancurkan Kota Surabaya. Tetapi sekali lagi, pesawat-pesawat itu mengalami nasib yang sama, meledak di udara sebelum beraksi.
Dalam catatan koran masa perjuangan, apa yang dilakukan Kiai Abbas digambarkan di luar logika. Tetapi bener adanya. Melalui karomahnya, dia meruntuhkan pesawat tentara sekutu hanya dengan mengarahkan tongkatnya ke pesawat.
Dalam berita Kedaulatan Rakjat yang bersumber dari pihak Inggris, disebutkan bahwa sejak terjadinya pertempuran di Surabaya, sampai dengan 17 Desember 1945, tentara Inggris menderita kerugian 7 pesawat Thunderbolt.
Dalam kisah yang lain, dalam pertempuran itu Kiai Abbas menaburkan kerikil dan pasir ke arah tentara Inggris, namun seolah-olah menjadi senjata dan bom dimata lawan, hingga membuat pasukan sekutu lari terbirit-birit.
Pada tanggal 13 November 1945, Kiai Abbas dan sejumlah rombongan kiai lainnya tiba dengan selamat di Pondok Pesantren Rembang. Saat itu, kondisinya tampak sangat lelah. Setelah subuh, mereka kembali pulang ke Cirebon.
Di tengah gigihnya perjuangan bersenjata rakyat, misi diplomasi juga dijalankan. Perjalanan sejarah perjuangan ini sangat mendapatkan perhatian utama dari para ulama. Hingga akhirnya tercapai Perjanjian Linggarjati, pada 1946.
Hasil perjanjian yang dinilai sangat merugikan bangsa Indonesia itu membuat banyak perjuang kecewa. Saat mendengar hasil perjanjian, Kiai Abbas merasa sangat terpukul dan akhirnya jatuh sakit lalu meninggal pada waktu subuh.
Kiai Abbas meninggal pada 1 Rabiul Awal 1365 atau 1946 Masehi, dan dikuburkan di pemakaman Buntet Pesantren. Demikian Cerita Pagi tentang sosok Kiai Abbas ini diakhiri, semoga memberi manfaat.
Suaranya tampak bergemuruh bagaikan air bah, sehingga Belanda kewalahan dan mundur ke kapal induk mereka. Tidak lama kemudian, pihak sekutu mengirim pesawat bomber Hercules. Akan tetapi pesawat itu tiba-tiba meledak di udara.
Beberapa pesawat sekutu berturut-turut datang lagi dengan maksud menjatuhkan bom-bom untuk menghancurkan Kota Surabaya. Tetapi sekali lagi, pesawat-pesawat itu mengalami nasib yang sama, meledak di udara sebelum beraksi.
Dalam catatan koran masa perjuangan, apa yang dilakukan Kiai Abbas digambarkan di luar logika. Tetapi bener adanya. Melalui karomahnya, dia meruntuhkan pesawat tentara sekutu hanya dengan mengarahkan tongkatnya ke pesawat.
Dalam berita Kedaulatan Rakjat yang bersumber dari pihak Inggris, disebutkan bahwa sejak terjadinya pertempuran di Surabaya, sampai dengan 17 Desember 1945, tentara Inggris menderita kerugian 7 pesawat Thunderbolt.
Dalam kisah yang lain, dalam pertempuran itu Kiai Abbas menaburkan kerikil dan pasir ke arah tentara Inggris, namun seolah-olah menjadi senjata dan bom dimata lawan, hingga membuat pasukan sekutu lari terbirit-birit.
Pada tanggal 13 November 1945, Kiai Abbas dan sejumlah rombongan kiai lainnya tiba dengan selamat di Pondok Pesantren Rembang. Saat itu, kondisinya tampak sangat lelah. Setelah subuh, mereka kembali pulang ke Cirebon.
Di tengah gigihnya perjuangan bersenjata rakyat, misi diplomasi juga dijalankan. Perjalanan sejarah perjuangan ini sangat mendapatkan perhatian utama dari para ulama. Hingga akhirnya tercapai Perjanjian Linggarjati, pada 1946.
Hasil perjanjian yang dinilai sangat merugikan bangsa Indonesia itu membuat banyak perjuang kecewa. Saat mendengar hasil perjanjian, Kiai Abbas merasa sangat terpukul dan akhirnya jatuh sakit lalu meninggal pada waktu subuh.
Kiai Abbas meninggal pada 1 Rabiul Awal 1365 atau 1946 Masehi, dan dikuburkan di pemakaman Buntet Pesantren. Demikian Cerita Pagi tentang sosok Kiai Abbas ini diakhiri, semoga memberi manfaat.
tulis komentar anda