Sirnanya Kekebalan Raja Jayanegara dan Akhir Kisah Perselingkuhan

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 05:01 WIB
Saat bertemu pejabat tinggi kerajaan, mereka bertanya soal keberadaan raja. Oleh Gajah Mada dijawab bahwa raja sudah tewas diserang pasukan RA Kuti. Maka, pecah lah tangis mereka. "Diam lah, tidakkah tuan-tuan menghendaki RA Kuti sebagai raja? " tanya Gajah Mada seperti dikutip dalam buku 'Biografi Politik Gajah Mada’ karangan Agus Aris Munandar.

Tapi, mereka menjawab Kuti bukan lah raja yang mereka sembah. Mendapat jawaban itu, Gajah Mada mengaku bahwa raja masih hidup di Desa Badander dan dia meminta bantuan pejabat tinggi kerajaan untuk mengalahkan RA Kuti.

Singkat cerita, dari berbagai pemberontakan, Jayanegara selalu lolos dari maut. Ironisnya, nyawanya melayang justru ketika situasi kerajaan sudah aman. Pada tahun 1328, dia tewas ditikam oleh Ra Tanca, tabib sekaligus pengawal kepercayaannya sendiri.

Banyak spekulasi di balik aksi Ra Tanca. Diduga ada peran Gajah Mada di balik penikaman itu. Dari banyak sumber dikatakan bahwa Gajah Mada menyimpan dendam terhadap Jayanegara lantaran sang raja telah menggoda istrinya.

Dalam buku Nagarakertagama dan Tafsir Sejarahnya (1979) karya Slamet Muljana dikatakan bahwa Gajah Mada pada dasarnya tidak suka terhadap Jayanegara. Selain karena tabiat buruk, Gajah Mada tidak menyukai Jayanegara karena kurang piawai dalam mengelola pemerintahan.

Tindakan amoral yang sama juga dilakukan terhadap istri Ra Tanca. Sehingga seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa raja suka menganggu dan berhubungan dengan perempuan-perempuan yang telah bersuami. Perbuatan itu merupakan nista. Dalam kitab Kutaramanawadharmasastra Majapahit menyatakan, bahwa hukuman bagi orang yang mengganggu perempuan yang bersuami sangat berat.

Maka tiba saatnya, raja mendapat balasan. Kebetulan Raja Jayanegara menderita sakit bengkak, tak dapat pergi keluar. Dikatakan bahwa Gajah Mada yang juga tidak cocok dengan Ra Tanca karena menjadi salah satu pesaing dalam kariernya sesama pengawal raja, memanfaatkan kesempatan.

Gajah Mada memanfaatkan sang tabib Ra Tanca sebagai alat untuk mengakhiri nyawa raja yang bertabiat buruk itu. Ra Tanca mendapatkan perintah untuk melakukan pembedahan dengan taji. Dia pun menghadap raja di tempat tidur. Raja ditusuk dengan taji Tanca. Satu, dua kali tapi tidak mempan. Raja lalu diminta jimatnya, dan meletakkan di tempat tidur.

Baru setelah itu tusukan taji mempan. Tanca menusukan berulang kali hingga raja tewas di tempat tidur. Dalam Pararaton diungkapkan bahwa Gajah Mada sudah bersiap di kamar raja tanpa diketahui Ra Tanca. Begitu raja selesai dibunuh, Gajah Mada masuk dan membunuh Tanca. (Padmopuspita, 1966,: 82-3).

Seluruh kerajaan gempar, raja dibunuh tukang tabib yang tak lain juga pengawal pribadinya. Lebih gempar lagi karena pembunuh raja Jayanegara langsung dihabisi oleh Gajah Mada.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content