Absen Belajar Daring, Jumlah Siswa Tinggal Kelas Diprediksi Meningkat
Senin, 06 September 2021 - 07:28 WIB
MAKASSAR - Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar , Amalia Malik mengatakan jumlah siswa tinggal kelas diprediksi meningkat pada tahun 2021 hingga 2022 mendatang.
Hal itu berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran daring di sekolah. Banyak siswa yang dilaporkan absen saat kelas daring digelar oleh sekolah.
"Hasil evaluasi kami kemarin cukup banyak anak-anak yang harus tinggal kelas, tinggal kelas ini, karena mereka memang tidak mau mengikuti pembelajaraan secara daring," ujar Amalia.
Meski demikian, dia mengaku belum mengantongi angka pasti jumlah siswa yang tinggal kelas. Pihaknya saat ini masih tengah melakukan pendataan.
"Sementara minta kumpul seluruh sekolah PAUD, SD dan SMP, berapa jumlah data yang tinggal kelas, sementara saya data, supaya lebih riil lagi datanya. Itu disebabkan wali kelasnya itu memang tidak bisa membuat anak itu naik kelas karena mereka sama sekali tidak mengikuti pembelajaran daring," katanya.
Amalia mengatakan, dari hasil survei di tingkat PAUD, dari 636 responden, sebanyak 75,6% orang tua memutuskan menarik anaknya untuk berhenti sekolah.
Sebanyak 92,8% orang tua beralasan anaknya tidak sedang mengikuti pembelajaran dengan metode daring. Disusul alasan kedua sebanyak 24% akibat biaya. Selain masalah tersebut, penyebab lainnya adalah persoalan peranti.
"Selain karena memang alat gadget yang tidak memadai, bahkan ada yang tidak ada. Anak-anak itu mamang sudah jenuh dan tidak konsentrasi," lanjutnya.
Hal itu berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran daring di sekolah. Banyak siswa yang dilaporkan absen saat kelas daring digelar oleh sekolah.
"Hasil evaluasi kami kemarin cukup banyak anak-anak yang harus tinggal kelas, tinggal kelas ini, karena mereka memang tidak mau mengikuti pembelajaraan secara daring," ujar Amalia.
Meski demikian, dia mengaku belum mengantongi angka pasti jumlah siswa yang tinggal kelas. Pihaknya saat ini masih tengah melakukan pendataan.
"Sementara minta kumpul seluruh sekolah PAUD, SD dan SMP, berapa jumlah data yang tinggal kelas, sementara saya data, supaya lebih riil lagi datanya. Itu disebabkan wali kelasnya itu memang tidak bisa membuat anak itu naik kelas karena mereka sama sekali tidak mengikuti pembelajaran daring," katanya.
Amalia mengatakan, dari hasil survei di tingkat PAUD, dari 636 responden, sebanyak 75,6% orang tua memutuskan menarik anaknya untuk berhenti sekolah.
Sebanyak 92,8% orang tua beralasan anaknya tidak sedang mengikuti pembelajaran dengan metode daring. Disusul alasan kedua sebanyak 24% akibat biaya. Selain masalah tersebut, penyebab lainnya adalah persoalan peranti.
"Selain karena memang alat gadget yang tidak memadai, bahkan ada yang tidak ada. Anak-anak itu mamang sudah jenuh dan tidak konsentrasi," lanjutnya.
tulis komentar anda