Berjibaku Tangani COVID-19 di Kampung, Mereka Bertaruh Nyawa dan Urunan Beli Swab Antigen
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 23:22 WIB
Alhasil, dari 14 KK yang terpapar COVID-19 , semuanya sudah dinyatakan negatif dan kembali berkegiatan seperti semula. Menariknya, hingga kini di RT 02 yang terdiri dari 75 Kartu Keluarga (KK) itu, tidak ada satu pun yang terkonfirmasi positif alias nol kasus.
"Alhamdulillah kondisi saat ini sudah kondusif. Dahulu sempat saat awal pandemi tahun 2020 saya pernah mengejar warga yang positif COVID-19 sampai ke pasar. Dan akhirnya saya minta untuk pulang, waktu itu isolasinya masih di rumah bagi warga yang tanpa gejala. Itu yang tidak pernah saya lupakan," ungkapnya.
Hal yang serupa juga dialami oleh Ketua RT 17 RW 12 Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Aminullah. Dia menceritakan berbagai pengalamannya sekitar lebih dari satu tahun terakhir. Bagi dia, menghadapi pandemi COVID-19 sedikitpun tak pernah terlintas di benaknya. Tetapi dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, ia rela berbuat apapun untuk melindungi masyarakatnya.
"Hingga hari ini kami tetap lakukan pencegahan dengan cara sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan (prokes) terus menerus. Kami datangi satu per satu rumah warga. Itu terus kami lakukan tanpa henti, kami ingatkan satu per satu apabila ada warga yang keluar rumah lupa tidak pakai masker," kata Aminullah.
Dia menjelaskan, selain ke rumah-rumah warga, dirinya masih aktif keliling ke warung kopi (warkop) untuk menegakkan dispilin prokes. Bagi dia, upaya pencegahan harus tetap berjalan selaras dengan penanganan warga yang terpapar. "Pagi, siang, malam kita juga keliling warkop agar tidak terjadi penularan, karena COVID-19 varian baru ini menyebar begitu cepat, jadi pencegahan harus dilakukan," tegasnya.
Ia menambahkan, apabila ada warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 , maka ia langsung melakukan penjemputan. Bagi warga tanpa gejala, dia langsung mengantarkan pasien ke Rumah Sehat di wilayahnya. "Sebaliknya yang bergejala kami lakukan koordinasi dengan puskesmas setempat dan kelurahan. Kalau gejalanya parah maka ditindaklanjuti ke rumah sakit, tetapi apabila gejala ringan kita bantu membawa Hotel Asrama Haji (HAH)," katanya.
Sejak awal pandemi COVID-19 dia tidak pernah berhenti memikirkan warganya. Bahkan, ketika ada warga yang sakit, dia bergegas untuk mendatangi orang itu hanya untuk memastikan kondisinya.
Bahkan, dia bercerita hal yang paling mengesankan selama menangani warganya yang terpapar COVID-19, adalah ketika melihat warga kembali pulang dalam keadaan sembuh. "Jujur, itu yang benar-benar buat saya bahagia. Perjuangan saya menjaga warga saya itu terbayar melihat mereka sembuh," kata dia.
Berbekal seperangkat Alat Pelindung Diri (APD), Aminullah kerap turun langsung untuk memberikan intervensi kepada warganya yag terpapar COVID-19 . Apalagi, dalam kondisi darurat saat warga tiba-tiba mengalami sakit parah dan harus segera mendapatkan penanganan.
"Alhamdulillah kondisi saat ini sudah kondusif. Dahulu sempat saat awal pandemi tahun 2020 saya pernah mengejar warga yang positif COVID-19 sampai ke pasar. Dan akhirnya saya minta untuk pulang, waktu itu isolasinya masih di rumah bagi warga yang tanpa gejala. Itu yang tidak pernah saya lupakan," ungkapnya.
Hal yang serupa juga dialami oleh Ketua RT 17 RW 12 Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Aminullah. Dia menceritakan berbagai pengalamannya sekitar lebih dari satu tahun terakhir. Bagi dia, menghadapi pandemi COVID-19 sedikitpun tak pernah terlintas di benaknya. Tetapi dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, ia rela berbuat apapun untuk melindungi masyarakatnya.
Baca Juga
"Hingga hari ini kami tetap lakukan pencegahan dengan cara sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan (prokes) terus menerus. Kami datangi satu per satu rumah warga. Itu terus kami lakukan tanpa henti, kami ingatkan satu per satu apabila ada warga yang keluar rumah lupa tidak pakai masker," kata Aminullah.
Dia menjelaskan, selain ke rumah-rumah warga, dirinya masih aktif keliling ke warung kopi (warkop) untuk menegakkan dispilin prokes. Bagi dia, upaya pencegahan harus tetap berjalan selaras dengan penanganan warga yang terpapar. "Pagi, siang, malam kita juga keliling warkop agar tidak terjadi penularan, karena COVID-19 varian baru ini menyebar begitu cepat, jadi pencegahan harus dilakukan," tegasnya.
Ia menambahkan, apabila ada warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 , maka ia langsung melakukan penjemputan. Bagi warga tanpa gejala, dia langsung mengantarkan pasien ke Rumah Sehat di wilayahnya. "Sebaliknya yang bergejala kami lakukan koordinasi dengan puskesmas setempat dan kelurahan. Kalau gejalanya parah maka ditindaklanjuti ke rumah sakit, tetapi apabila gejala ringan kita bantu membawa Hotel Asrama Haji (HAH)," katanya.
Sejak awal pandemi COVID-19 dia tidak pernah berhenti memikirkan warganya. Bahkan, ketika ada warga yang sakit, dia bergegas untuk mendatangi orang itu hanya untuk memastikan kondisinya.
Bahkan, dia bercerita hal yang paling mengesankan selama menangani warganya yang terpapar COVID-19, adalah ketika melihat warga kembali pulang dalam keadaan sembuh. "Jujur, itu yang benar-benar buat saya bahagia. Perjuangan saya menjaga warga saya itu terbayar melihat mereka sembuh," kata dia.
Berbekal seperangkat Alat Pelindung Diri (APD), Aminullah kerap turun langsung untuk memberikan intervensi kepada warganya yag terpapar COVID-19 . Apalagi, dalam kondisi darurat saat warga tiba-tiba mengalami sakit parah dan harus segera mendapatkan penanganan.
tulis komentar anda