Tak Hiraukan Gerimis, Korem 143/Halu Oleo Terus Bergerak Bagikan Bansos di Sultra
Rabu, 21 Juli 2021 - 22:29 WIB
“Bapak Kasad dan Pangdam senantiasa menekankan kepada kita semua, sebagai prajurit Sapta Marga harus selalu peduli dan membantu rakyat yang sedang kesulitan," kata Hadi
Selain itu, selaku putra daerah, Danrem sangat tersentuh dengan apa yang dialami masyarakat. “Setelah kemarin mendistribusikan daging Kurban, Danrem memerintahkan seluruh jajaran untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, berupa bahan makanan,” tandasnya.
Terpisah, Jumadi (34), penyandang disabilitas tuna netra salah satu warga yang menerima bantuan mengungkapkan terima kasih kepada Korem 143/HO yang telah peduli dan memberikan bantuan kepada keluarganya.
“Terima kasih, ini sangat membantu kami. Apalagi saat ini, pekerjaan saya juga sedang sulit, baik karena COVID maupun hujan,"ujar Jumadi.
Jumadi mengalami kebutaan sejak tahun 2012 karena kanker di bagian mata dan glukoma. Dia bersama istrinya bekerja sebagai buruh pembuatan batu merah di Desa Langgea, Kecamatan Ranomeeto.
“Kami dibayar 100.000 untuk mencetak 1.000 batu bata. Tapi saat ini sulit tercapai dan kalau pun tercapai tidak langsung dibayar karena menunggu beberapa lama setelah batu bata ada yang beli. Jadi biasanya kita nge-bon dulu setengahnya ke bos,"ujar bapak dari 2 anak itu.
Jumadi mengaku, apabila normal atau tidak hujan, mereka mencetak 600 batu bata. “Selain mencetak batu bata, istri saya berjualan bunga. Insya Allah ada saja yang membeli. Terima kasih Bapak-bapak Korem yang telah membantu kami,” tuturnya penuh haru.
Selain itu, selaku putra daerah, Danrem sangat tersentuh dengan apa yang dialami masyarakat. “Setelah kemarin mendistribusikan daging Kurban, Danrem memerintahkan seluruh jajaran untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, berupa bahan makanan,” tandasnya.
Terpisah, Jumadi (34), penyandang disabilitas tuna netra salah satu warga yang menerima bantuan mengungkapkan terima kasih kepada Korem 143/HO yang telah peduli dan memberikan bantuan kepada keluarganya.
“Terima kasih, ini sangat membantu kami. Apalagi saat ini, pekerjaan saya juga sedang sulit, baik karena COVID maupun hujan,"ujar Jumadi.
Jumadi mengalami kebutaan sejak tahun 2012 karena kanker di bagian mata dan glukoma. Dia bersama istrinya bekerja sebagai buruh pembuatan batu merah di Desa Langgea, Kecamatan Ranomeeto.
“Kami dibayar 100.000 untuk mencetak 1.000 batu bata. Tapi saat ini sulit tercapai dan kalau pun tercapai tidak langsung dibayar karena menunggu beberapa lama setelah batu bata ada yang beli. Jadi biasanya kita nge-bon dulu setengahnya ke bos,"ujar bapak dari 2 anak itu.
Jumadi mengaku, apabila normal atau tidak hujan, mereka mencetak 600 batu bata. “Selain mencetak batu bata, istri saya berjualan bunga. Insya Allah ada saja yang membeli. Terima kasih Bapak-bapak Korem yang telah membantu kami,” tuturnya penuh haru.
(nic)
tulis komentar anda