Sindikat Kartel Kremasi Gemparkan Jakbar, Polisi Siap Turun Tangan
Senin, 19 Juli 2021 - 21:05 WIB
"Dari teman kami juga mendapat beberapa kontak yang biasa mengurus kremasi. Ternyata slot bisa dicarikan tapi ada harganya, bervariasi mulai Rp45 juta hingga Rp55 juta," tambahnya.
Saat itu, dia merasa dalam keadaan kepepet lantaran didesak RS agar jenazah segera dipindahkan akhirnya pihak keluarga memutuskan memilih yang di Karawang. Namun, petugas itu berdalih slot yang ada di sana telah diisi orang lain. Kemudian, oknum petugas itu berjanji akan mencarikan slot baru di tempat lain.
Tidak lama kemudian orang yang dimaksud kembali menelepon dan mengabarkan dapat slot untuk lima hari mendatang di krematorium pinggir kota dengan tarif Rp65 juta.
Besok paginya atau Selasa (13/7/2021) pukul 09.30 Martin dan keluarganya tiba di krematorium Cirebon. Mobil jenazah ibunya sudah tiba sejak pukul 07.00 dan pihak keluarga memeriksa untuk memastikan bahwa di dalam peti itu adalah jenazah ibunya.
"Ternyata di mobil jenazah tersebut ada peti jenazah lain. Jadi satu mobil sekaligus angkut dua jenazah," katanya.
Baca juga: Jenazah Tertukar di Rumah Sakit, Warga Muslim Terlanjur Dikremasi di Batam
Sebelum dapat giliran dikremasi, Martin sempat mengobrol dengan pengurus kremasinya. Petugas mengatakan bahwa satu harga kremasi Rp2,5 juta. Namun, karena sekarang ada prosedur Covid-19 sehingga diperlukan APD, penyemprotan dan sebagainya sehingga ada biaya tambahan beberapa ratus ribu rupiah.
Atas fenomena itu, dia menilai betapa nyamannya kartel ini "merampok" keluarga yang berduka karena biaya peti dan biaya mobil jenazah (satu mobil dua jenazah) harusnya tidak sampai Rp10 juta.
"Mereka ini hanya berbekal telepon saja dan bisa booking slot di krematorium, tidak perlu nongol sementara orang lapangan, orang kecil yang bekerja dan tidak merasakan tetesan keuntungan ini," ujar Martin.
Dia menambahkan pada Sabtu (17/7/2021) pagi istrinya mendapat kabar dari sang nenek bahwa kerabatnya ada yang kembali meninggal dunia karena Covid. "Semula ingin dikremasi tapi kaget dan gak kuat dengar biayanya Rp80 juta itu pun harus tunggu beberapa hari lagi. Akhirnya diputuskan dikubur di Rorotan. Gratis dibiayai pemerintah," ucapnya.
Saat itu, dia merasa dalam keadaan kepepet lantaran didesak RS agar jenazah segera dipindahkan akhirnya pihak keluarga memutuskan memilih yang di Karawang. Namun, petugas itu berdalih slot yang ada di sana telah diisi orang lain. Kemudian, oknum petugas itu berjanji akan mencarikan slot baru di tempat lain.
Tidak lama kemudian orang yang dimaksud kembali menelepon dan mengabarkan dapat slot untuk lima hari mendatang di krematorium pinggir kota dengan tarif Rp65 juta.
Besok paginya atau Selasa (13/7/2021) pukul 09.30 Martin dan keluarganya tiba di krematorium Cirebon. Mobil jenazah ibunya sudah tiba sejak pukul 07.00 dan pihak keluarga memeriksa untuk memastikan bahwa di dalam peti itu adalah jenazah ibunya.
"Ternyata di mobil jenazah tersebut ada peti jenazah lain. Jadi satu mobil sekaligus angkut dua jenazah," katanya.
Baca juga: Jenazah Tertukar di Rumah Sakit, Warga Muslim Terlanjur Dikremasi di Batam
Sebelum dapat giliran dikremasi, Martin sempat mengobrol dengan pengurus kremasinya. Petugas mengatakan bahwa satu harga kremasi Rp2,5 juta. Namun, karena sekarang ada prosedur Covid-19 sehingga diperlukan APD, penyemprotan dan sebagainya sehingga ada biaya tambahan beberapa ratus ribu rupiah.
Atas fenomena itu, dia menilai betapa nyamannya kartel ini "merampok" keluarga yang berduka karena biaya peti dan biaya mobil jenazah (satu mobil dua jenazah) harusnya tidak sampai Rp10 juta.
"Mereka ini hanya berbekal telepon saja dan bisa booking slot di krematorium, tidak perlu nongol sementara orang lapangan, orang kecil yang bekerja dan tidak merasakan tetesan keuntungan ini," ujar Martin.
Dia menambahkan pada Sabtu (17/7/2021) pagi istrinya mendapat kabar dari sang nenek bahwa kerabatnya ada yang kembali meninggal dunia karena Covid. "Semula ingin dikremasi tapi kaget dan gak kuat dengar biayanya Rp80 juta itu pun harus tunggu beberapa hari lagi. Akhirnya diputuskan dikubur di Rorotan. Gratis dibiayai pemerintah," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda