Dari Kabupaten Gowa, UMKM Bangkit Dukung Pembangunan Ekonomi Nasional
Minggu, 04 Juli 2021 - 23:35 WIB
“Kalau misalnya tiba-tiba Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa langsung zonanya berubah misalnya dari oranges s menjadi merah langsung kita lakukan pengereman lagi. Makanya kemarin waktu kita gas saya keluarkan edaran kepada jajaran tidak boleh ada yang melakukan kegiatan diluar wilayah Kabupaten Gowa. Tidak boleh ada pelatihan hotel di Makassar dan segala macam tidak boleh. Harus melakukan kegiatan di wilayah Kabupaten Gowa. Tidak ada gedung pakai tenda, sekaligus bangkitkan kembali ekonominya. Snack-snack yang dipersiapkan ambil dari UMKM Gowa, itulah cara-cara bagaimana kita menggerakkan kembali ekonomi,”ungkapnya.
Dia menyebutkan, data BPS terbaru menunjukkan Gowa tidak minus dan masih plus. Meskipun pertumbuhan ekonominya dikisaran1,18% atau 1,78%.
“Tumbuhnya lambat karena situasi, tapi alhamdulillah kita tidak minus. Karena kita juga tetap menjaga para petani kita yang ada di Gowa khususnya di Tomobolo Pao. Tombolo Pao itukan yang mensupply bahan sandang papan yang ada di Makassar. Sayur, buah-buahan itukan ambilnya dari Tombolopau, itukan di Makassar semua dari kita makanya terus dijaga. Pertanian menjadi penopang ekonomi daerah ini,” tuturnya.
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) murni berhadapan dengan rumah sakit itu sekitar Rp300 miliaran. Hanya saja dengan situasi pandemi pasti turun, apalagi tahun lalu ada sekitar 3-4 bulan masyarakat dibebaskan bayar pajak sehingga tidak ada pemasukan.
Dari sisi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Adnan menyebutkan tentu terus melakukan upayan untuk hal itu. Bahkan, pihaknya telah mengajukan dana PEN ke pemerintah pusat.
Nantinya, jika cair dana tersebut akan dimanfaatkan pada sektor padat karya seperti perbaikan infrastruktur. Sektor padat karya, ungkapnya, yang mampu memberikan multiflier effect seperti bisa menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.
“Jadi kalau misalnya kita dapat kucuran PEN itu secara tidak langsung itu pasti akselerasi ekonomi langsung meroket. Karena kita ini terus terjadi pemotongan bahkan tidak turun. Kita harus pahami kondisi nasional bagaimana susahnya di pandemi ini. Misalnya satu bidang aja, tahun lalu itu kita dapat Dana Alokasi Umum (DAK) khusus untuk infrastruktur jalan itu Rp95 miliar, r karena pandemi kita hanya ditransfer sekitar Rp14 miliar. Jadi bayangkan luas Kabupaten Gowa 2.239 km, tahun lalu hanya Rp14 miliar r bagaimana masyarakat tidak mengamuk, masyarakat tidak tahu kondisi kita seperti apa, dia merasa jalannya tidak diperbaiki,”paparnya.
Disisi lain pasca dilantik sebagai Sekjen APKASI, Adnan Purichta melihat asosiasi ini sangat memiliki andil besar menjadi jembatan aspirasi bagi pemerintah kabupaten di seluruh Indonesia .
“Kami bersama pengurus berkomitmen mengembangkan daerah, makanya dilakukan penyamaan persepsi dalam mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di setiap daerah,”pungkasnya.
Terpisah, Kadis Koperasi dan UMKM Gowa, Andy Aziz Peter mengakui, jika trend pertumbuhan UMKM terus membaik, bahkan semakin bertambah. Sebelum pandemi jumlah UMKM di Gowa dikisaran 37.000, setelah pandemi mencapai 80.000 UMKM merujuk pada data penerima Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) dari pemerintah pusat.
Dia menyebutkan, data BPS terbaru menunjukkan Gowa tidak minus dan masih plus. Meskipun pertumbuhan ekonominya dikisaran1,18% atau 1,78%.
“Tumbuhnya lambat karena situasi, tapi alhamdulillah kita tidak minus. Karena kita juga tetap menjaga para petani kita yang ada di Gowa khususnya di Tomobolo Pao. Tombolo Pao itukan yang mensupply bahan sandang papan yang ada di Makassar. Sayur, buah-buahan itukan ambilnya dari Tombolopau, itukan di Makassar semua dari kita makanya terus dijaga. Pertanian menjadi penopang ekonomi daerah ini,” tuturnya.
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) murni berhadapan dengan rumah sakit itu sekitar Rp300 miliaran. Hanya saja dengan situasi pandemi pasti turun, apalagi tahun lalu ada sekitar 3-4 bulan masyarakat dibebaskan bayar pajak sehingga tidak ada pemasukan.
Dari sisi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Adnan menyebutkan tentu terus melakukan upayan untuk hal itu. Bahkan, pihaknya telah mengajukan dana PEN ke pemerintah pusat.
Nantinya, jika cair dana tersebut akan dimanfaatkan pada sektor padat karya seperti perbaikan infrastruktur. Sektor padat karya, ungkapnya, yang mampu memberikan multiflier effect seperti bisa menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.
“Jadi kalau misalnya kita dapat kucuran PEN itu secara tidak langsung itu pasti akselerasi ekonomi langsung meroket. Karena kita ini terus terjadi pemotongan bahkan tidak turun. Kita harus pahami kondisi nasional bagaimana susahnya di pandemi ini. Misalnya satu bidang aja, tahun lalu itu kita dapat Dana Alokasi Umum (DAK) khusus untuk infrastruktur jalan itu Rp95 miliar, r karena pandemi kita hanya ditransfer sekitar Rp14 miliar. Jadi bayangkan luas Kabupaten Gowa 2.239 km, tahun lalu hanya Rp14 miliar r bagaimana masyarakat tidak mengamuk, masyarakat tidak tahu kondisi kita seperti apa, dia merasa jalannya tidak diperbaiki,”paparnya.
Disisi lain pasca dilantik sebagai Sekjen APKASI, Adnan Purichta melihat asosiasi ini sangat memiliki andil besar menjadi jembatan aspirasi bagi pemerintah kabupaten di seluruh Indonesia .
“Kami bersama pengurus berkomitmen mengembangkan daerah, makanya dilakukan penyamaan persepsi dalam mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di setiap daerah,”pungkasnya.
Terpisah, Kadis Koperasi dan UMKM Gowa, Andy Aziz Peter mengakui, jika trend pertumbuhan UMKM terus membaik, bahkan semakin bertambah. Sebelum pandemi jumlah UMKM di Gowa dikisaran 37.000, setelah pandemi mencapai 80.000 UMKM merujuk pada data penerima Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) dari pemerintah pusat.
tulis komentar anda