Miris, Stok Peti Mati Habis, Jenazah Pasien COVID-19 di Tasikmalaya Antre Dimakamkan
Selasa, 22 Juni 2021 - 21:10 WIB
TASIKMALAYA - Jumlah kematian akibat COVID-19 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat semakin meningkat. Tercatat sejak Senin siang (21/6/2021) hingga Selasa (22/6/2021) sebanyak 6 pasien COVID-19 meninggal di ruang isolasi.
Baca juga: Ridwan Kamil Bertemu Ustaz Adi Hidayat, Bawa Kabar Baik untuk Pasien COVID-19
Banyaknya pasien yang meninggal membuat jenazah harus antre dimakamkan lantaran persediaan peti mati habis. Sehingga petugas harus membuat peti mati secara dadakan.
Baca juga: COVID-19 Kian Menggila, Ruang Isolasi RSUP Kariadi Semarang Terisi 161 Pasien
Saat ini, petugas pemulasaraan jenazah khusus COVID-19 RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya tengah disibukkan dengan pengurusan jenazah COVID-19 lantaran terjadi kenaikan kasus kematian.
Sebanyak enam pasien COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soekardjo meninggal dunia. Sehingga petugas harus bekerja cepat karena lima jenazah harus diurus secara cepat.
Namun karena persediaan peti mati kosong membuat petugas kamar mayat harus bekerja ekstra keras untuk membuat peti mati secara dadakan meski dengan jumlah personel terbatas.
Akibat meningkatnya angka kematian jenazah harus antre untuk dimakamkan. Selain keterbatasan petugas pemulasaraan, kondisi diperberat dengan minimnya petugas penggalian makam.
Petugas kamar mayat RSUD dr Soekardjo, Dona Dermawan menuturkan, banyaknya pasien COVID-19 yang meninggal membuat petugas kewalahan sehingga stok peti mati habis. Karena itu, harus dibuatkan peti mati secara dadakan.
Dia menuturkan, sebelumnya jumlah kematian pasien COVID-19 sedikit, yakni hanya satu sampai tiga pasien. Bahkan terkadang tidak ada pasien yang meninggal. Namun dalam minggu ini kematian meningkat tajam. "Dalam sehari, yakni mulai Senin siang hingga Selasa pagi jumlah pasien yang meninggal sebanyak 6 orang," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil Bertemu Ustaz Adi Hidayat, Bawa Kabar Baik untuk Pasien COVID-19
Banyaknya pasien yang meninggal membuat jenazah harus antre dimakamkan lantaran persediaan peti mati habis. Sehingga petugas harus membuat peti mati secara dadakan.
Baca juga: COVID-19 Kian Menggila, Ruang Isolasi RSUP Kariadi Semarang Terisi 161 Pasien
Saat ini, petugas pemulasaraan jenazah khusus COVID-19 RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya tengah disibukkan dengan pengurusan jenazah COVID-19 lantaran terjadi kenaikan kasus kematian.
Sebanyak enam pasien COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soekardjo meninggal dunia. Sehingga petugas harus bekerja cepat karena lima jenazah harus diurus secara cepat.
Namun karena persediaan peti mati kosong membuat petugas kamar mayat harus bekerja ekstra keras untuk membuat peti mati secara dadakan meski dengan jumlah personel terbatas.
Akibat meningkatnya angka kematian jenazah harus antre untuk dimakamkan. Selain keterbatasan petugas pemulasaraan, kondisi diperberat dengan minimnya petugas penggalian makam.
Petugas kamar mayat RSUD dr Soekardjo, Dona Dermawan menuturkan, banyaknya pasien COVID-19 yang meninggal membuat petugas kewalahan sehingga stok peti mati habis. Karena itu, harus dibuatkan peti mati secara dadakan.
Dia menuturkan, sebelumnya jumlah kematian pasien COVID-19 sedikit, yakni hanya satu sampai tiga pasien. Bahkan terkadang tidak ada pasien yang meninggal. Namun dalam minggu ini kematian meningkat tajam. "Dalam sehari, yakni mulai Senin siang hingga Selasa pagi jumlah pasien yang meninggal sebanyak 6 orang," katanya.
(shf)
tulis komentar anda