Wartawan Diduga Dikeroyok dan Dianiaya saat Meliput Pemakaman Pasien COVID-19
Kamis, 22 April 2021 - 08:35 WIB
DELISERDANG - Wartawan daerah , Budi Nyata (43) yang bertugas di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) babak belur diduga dikeroyok sekitar 30-an orang di Dusun I, Desa Ujung Serdang, Tanjung Morawa pada Rabu siang (21/4/2021).
Warga Gang Lokasi, Dusun XIII B, Desa Bangunsari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang itu tengah meliput pemakaman jenazah Robert Imanuel Ginting (49) warga Dusun I, Desa Ujung Serdang, Tanjung Morawa yang meninggal dunia di RSU Grand Medistra, Lubuk Pakam, setelah terinfeksi akibat COVID-19.
Baca juga: Hadiri Pelantikan Pengurus, Khofifah Harap AMSI Jatim Mampu Cegah Hoaks
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami memar di bagian mata kiri, pecah bagian bibir dan keseleo di bagian pinggang. "Aku sudah enggak tau lagi siapa saja yang memukuli. Karena aku langsung terjatuh begitu ditendang dari belakang oleh laki-laki yang katanya keluarga almarhum," kata Bunyak, Rabu malam.
Setelah itu, lanjutnya, ia hanya mengetahui bertubi-tubi pukulan mendarat di tubuhnya yang sudah dalam kondisi tak berdaya. "Alhamdulillah masih dilindungi Allah SWT di Bulan Suci Ramadhan ini. Saat itu pula ada anggota TNI yang datang melerai massa," jelasnya.
Anggota Bidang Organisasi Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (PW IWO) Sumut itu menjelaskan amuk massa itu terjadi saat ia meliput suasana keributan adanya penolakan dari warga sekitar atas rencana pemakaman jenazah pegawai BRI Simpang Limun, Medan itu di lahan kebun pribadi.
Baca juga: Penghapusan PPnBM, Dongkrak Penjualan Suzuki di Jawa Timur
"Itu kan peristiwa. Jadi karena tuntutan profesi, aku rekam kejadian itu. Apalagi keluarga dari korban itu terlihat histeris. Nah saat aku rekam itulah ada perempuan yang tadi histeris, ngamuk-ngamuk ke aku karena direkam. Seketika itu pula tendangan dari belakang mendarat persis ke pinggang aku sampai tersungkur dan langsung disusul dengan pengeroyokan," ungkapnya.
Dalam kasus ini, Bunyak mengaku sangat menyesalkan sikap Kades Ujung Serdang dan petugas Bhabinkamtibmas yang terlihat tak berupaya mengantisipasi atau melerai amuk warga tersebut.
"Pihak Kades memang menawarkan mediasi atas kasus ini. Tapi tentu aku punya pimpinan di media dan Ketua di organisasi. Nanti aku koordinasikan dulu. Tadi aku juga sudah diarahkan visum dan selanjutnya buat LP di Polsek Tanjung Morawa," tuturnya.
Warga Gang Lokasi, Dusun XIII B, Desa Bangunsari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang itu tengah meliput pemakaman jenazah Robert Imanuel Ginting (49) warga Dusun I, Desa Ujung Serdang, Tanjung Morawa yang meninggal dunia di RSU Grand Medistra, Lubuk Pakam, setelah terinfeksi akibat COVID-19.
Baca juga: Hadiri Pelantikan Pengurus, Khofifah Harap AMSI Jatim Mampu Cegah Hoaks
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami memar di bagian mata kiri, pecah bagian bibir dan keseleo di bagian pinggang. "Aku sudah enggak tau lagi siapa saja yang memukuli. Karena aku langsung terjatuh begitu ditendang dari belakang oleh laki-laki yang katanya keluarga almarhum," kata Bunyak, Rabu malam.
Setelah itu, lanjutnya, ia hanya mengetahui bertubi-tubi pukulan mendarat di tubuhnya yang sudah dalam kondisi tak berdaya. "Alhamdulillah masih dilindungi Allah SWT di Bulan Suci Ramadhan ini. Saat itu pula ada anggota TNI yang datang melerai massa," jelasnya.
Anggota Bidang Organisasi Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (PW IWO) Sumut itu menjelaskan amuk massa itu terjadi saat ia meliput suasana keributan adanya penolakan dari warga sekitar atas rencana pemakaman jenazah pegawai BRI Simpang Limun, Medan itu di lahan kebun pribadi.
Baca juga: Penghapusan PPnBM, Dongkrak Penjualan Suzuki di Jawa Timur
"Itu kan peristiwa. Jadi karena tuntutan profesi, aku rekam kejadian itu. Apalagi keluarga dari korban itu terlihat histeris. Nah saat aku rekam itulah ada perempuan yang tadi histeris, ngamuk-ngamuk ke aku karena direkam. Seketika itu pula tendangan dari belakang mendarat persis ke pinggang aku sampai tersungkur dan langsung disusul dengan pengeroyokan," ungkapnya.
Dalam kasus ini, Bunyak mengaku sangat menyesalkan sikap Kades Ujung Serdang dan petugas Bhabinkamtibmas yang terlihat tak berupaya mengantisipasi atau melerai amuk warga tersebut.
"Pihak Kades memang menawarkan mediasi atas kasus ini. Tapi tentu aku punya pimpinan di media dan Ketua di organisasi. Nanti aku koordinasikan dulu. Tadi aku juga sudah diarahkan visum dan selanjutnya buat LP di Polsek Tanjung Morawa," tuturnya.
tulis komentar anda